negeri yang berdiri condong ke kiri di antara kotak-kotak
kotak-kotak yang nyaris kehilangan jiwa
kerana menginkarnasikan perseteruan antara kotak-kotak, yang besar, yang kecil
negeri itu mungkin kukenal
sebagaimana aku mengenal diriku
diri yang tumbuh pada tanah tak bertuan
tempat dimana aku sering menyemai kata-kata, karsa, dan rasa
sejatinya, aku semakin lupa nama negeri itu
negeri yang katanya telah berada di emperan jaman
negeri yang semakin kalap, terkibas-kibas, terkotak-kotak
kotak-kotak yang saling memelihara perselisihan-perselisihan
kawan, sesungguhnya selalu saja ingin kutuliskan sajak yang baik-baik tentang negeri itu
negeri yang terkotak-kotak; yang saling libas melibas; saling sikat, saling sikut
ke kiri, kanan, atas, bawah; di antara perbedaan-perbedaan di tepi sebuah jurang, curam
di sebuah negeri yang mungkin tak lama lagi, akan bubar