Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Ritus

6 April 2014   09:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:00 12 0



bulan pecah di tenggorokan

paruh malam tercekik di tengkuk
asma gelora membabibuta

duhai kasmaran yang goyah diterpa angin subuh
kukandangi dengan bimbang//
sukma-sukma
merapat dalam sintal tubuh dendam

memeluk sepi
purba dan kerap mematikan

mari bercerita tentang fantasi surga//

darah-darah

gemulung menghantar keluh ke ketiak
tempat dimana benci beraroma

rasa sungkan
sari-sari keheningan

agar sabda banyak makna//

siapa aku siapa kamu

kita dan mereka
cintalah cinta mainkan rasa

padu ragu lagu sendu
bangkai dan susu madu

tubuh rusuh simbah peluh
piuh,//
getar-getar
bangkitkan aku dalam suasana dungu

tak ada frasa atau alinea
mampu menggelambir kecewa

selain hegemoni permisif//

kaf untuk kun

arus iman, deraslah deras
bernyanyilah di atas diri yang sepi

sesuatulah, tunjukkan nikmat khalwat
ini cinta

ini cinta
ini cinta

hasrat pecundang
mengangkat tangan

dan mengantarkan kening mencumbu tanah//

ha mim ‘ain sin qof
sihir aku, selalu
dalam rindu itu,
Bandung, 13027314

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun