Dalam kapal Mavi Marmara terdapat relawan MER-C dan beberapa orang wartawan indonesia. Ada kabar dari 12 orang WNI yang ikut dalam misi tersebut, seorang terkena tembakan peluru tajam yang dilakukan oleh militer israel dengan alasan para awak kapal melakukan perlawan dengan kayu.....DENGAN KAYU..dan DIBALAS DENGAN PELURU TAJAM.
Jurnalis TV-ONE yang juga relawan MER-C,Mohammad Yasin, seperti yang diberitakan oleh TV-ONE, melaporkan bahwa memang sebelum keberangkatan para anggota misi kemanusiaan telah di brifing oleh ketua misi untuk untuk mempertahankan kapal jika terjadi serangan dari pihak israel dengan aksi damai dan saya pikir terlalu berlebihan melawan kayu dengan peluru tajam, apalagi misi tersebut diikuti oleh personel non militer.
lebih dari itu semua, Ketika ada warga negara amerika dibunuh di luar negeri, pemerintah USA biasanya langsung bersikap reaksioner, bahkan sampai pada mempersiapkan aksi militer. Nah, jika benar bahwa ada warga negara Indonesia di bunuh oleh Israel dalam misi perdamaian tersebut, Sudah saatnya Pemerintah Indonesia melakukan mobilisasi militer dan menuntut (bukan MEMINTA) pertanggung jawaban Israel. Memang kita mungkin tidak mampu dari segi senjata, tapi harga diri sebagai bangsa bisa menjadi motor untuk membuat keajaiban.
Pihak Deplu telah mengutuk serangan ini, dan menuntut PBB untuk mengusut kejadian tersebut. Tapi sebagai sebuah bangsa berdaulat, sudah selayaknya Pemerintah RI membuat nota protes dan tekanan langsung pada pemerintah Israel atas kejadian penyerangan warga negara Indonesia dalam misi kemanusiaan. Kenapa harus takut ?
Kumandang Azan Isya sedang bergema ketika tulisan ini saya publish..Jadi Malu Sama Tuhan, karena masih bisa makan dan bercanda ketika menonton berita para relawan yang sampai kini entah bagaimana nasibnya...
ah..saatnya Sholad Isya..
Semoga Alloh menunjukkan jalannya untuk kita semua....