Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

“BADAI PEMILU 2014” Menyeret Kader Dan Simpatisan PKS Cintai Partai Yang Lain (Bagian 1)

17 Maret 2014   06:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 254 0

JUJUR SAJA, penulis kesulitan mencari kosakata yang tepat untuk menggambarkan hiruk pikuk suasana pemilu 9 April 2014 mendatang. Hingga akhirnya penulis memakai kata “BADAI PEMILU 2014” sebagai gambaran ngerinya negeri kita tercinta (Indonesia) menjelang pemilu 2014. Kontestasi politik 2014 tidak sekedar diramaikan oleh partai merah, kuning, biru, hijau, atau putih saja, namun ada sekelompok tertentu yang mencoba menunggang demi meraih keperuntungan di senanyan. Tujuan kelompok tersebut adalah untuk menancapkan kepentingan dan ideologinya melalui sistem pemerintahan dan perundang-undangan di Indonesia. Ruang lingkup kelompok tertentu yang penulis maksud dalam artikel ini adalah jaringan islam liberal (JIL) dan Syiah serta pendukung GOLPUT. Adapun kelompok tertentu dalam lingkup lebih luas beserta agendanya dapat dibaca di artikel lain, misalnya di link ini.

Sumber: M. Syah Irsan (Kompasiana, 2013)

JIL dan Syiah seringkali mengatasnamakan Islam namun sejatinya bukanlah Islam. Ajaran JIL dan Syiah melengceng jauh dari aqidah Islam, sehingga patutlah jika banyak yang mendukung agar MUI memfatwakan keduanya sebagai aliran sesat di Indonesia. Dalam pemilu 2014, tokoh-tokoh JIL dan Syiah nampak meramaikan bursa calon anggota legislatif. Ulil Abshar Abdalla yang sangat dikenal sebagai dedengkot JIL adalah Caleg DPR RI nomor urut 7 dari Partai Demokrat untuk Dapil Jateng III (Kab. Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan). Seakan tak mau kalah, Syiah juga mencalonkan dedengkotnya yaitu Jalaluddin Rakhmat sebagai caleg DPR RI nomor urut 1 dari PDIP untuk Dapil Jabar II (Kab. Bandung dan Kab. Bandung Barat). Apa jadinya negeri ini jika para dedengkot aliran sesat itu duduk di pemerintahan sehingga berpeluang untuk leluasa memainkan agendanya? Dalam artikel yang dirilis dakwatuna menuliskan Zuhairi Misrawi tokoh JIL sekaligus Caleg dari PDIP akan mengusulkan tokoh syiah Jalaluddin Rakhmat untuk menjadi menteri agama jika nanti partainya berkuasa.

Terbayang ngerinya negeri ini jika kepentingan kedua kelompok ini dapat diakomodir di senayan. Terbayang ngerinya negeri ini jika peraturan perundang-undangan melengceng jauh dari ajaran agama lantaran sedikitnya pejuang Islam di pemerintahan RI. Terbayang ngerinya negeri ini jika ajaran kedua aliran tersebut tersebar bebas di pelosok negeri, padahal di negeri ini berpenduduk muslim terbesar. Na’udzubillahi min dzalik.

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar ternyata tidaklah mudah memenangkan partai Islam di setiap pemilihan umum. Kekecewaan sebagian umat Islam dan banyaknya angka GOLPUT ditengarai menjadi faktor penyebab kekalahan partai-partai Islam. Kekecewaan umat Islam sebenarnya cukuplah beralasan, lantaran partai Islam yang barangkali dulu pernah didukungnya seolah-olah larut dalam fatamorgana kancah perpolitikan Indonesia. Perubahan gaya hidup atau terlibatnya kasus korupsi bagi sederetan politikus dari partai Islam menjadikan luka lara yang menyayat di hati umat Islam.

Korupsi merupakan tindak kriminal sekaligus perbuatan dosa yang dilarang agama. Ada dua hal menarik yang dapat diambil sebagai hikmah dari hal ini. Pertama, sudah seharusnya hal ini dijadikan pelajaran berharga bagi para pemimpin partai untuk menciptakan sistem kaderisasi yang mampu mendukung islamisasi dalam segala sisi kehidupan para kadernya. Sehingga dalam setiap langkah, kader partainya selalu mengedepankan akhlak islami. Kedua, apakah GOLPUT benar-benar sebagai langkah aman dalam pemilu? Bukankah kita sedang dihadapkan dengan BADAI PEMILU 2014, yaitu badai yang membawa berbagai arus kepentingan? Bukankah nampak jelas di depan mata bahwa aliran penentang Islam-pun turut memainkan kepentingannya di sana? Belum lagi kepentingan asing yang hendak menguasai negeri? Apakah benar-benar sudah tidak ada harapan lagi, walau sekali ini saja (pemilu 2014), untuk memastikan pilihanmu ke partai Islam? Apakah GOLPUT benar-benar langkah aman?

Cobalah berfikir sejenak!

Sekali lagi, cobalah berfikir sejenak!

.:: Bersambung ::.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun