Belum hilang dari ingatan, ketika kami yang berdomisili disalah satu kota di Propinsi Sumatera Utara, yang mengandalkan parabola (kuali sarrikat ) begitu kami sebut, terlalu sering sakit hati, coba anda bayangkan, ketika ada tontonan (event nasional) kami harus puas dengan melihat layar gelaf karena acaranya diacak.
KEMBALI KE ARTIKEL