Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Lingkaran Setan Transportasi Publik

29 Maret 2012   05:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:19 170 0
Halo bro, ketemu lagi...kali ini ngobrolmotor pengena nyumbang sedikit pemikiran tentang transportasi publik. Sektor yang harusnya menjadi hak warga negara ini masih sangat sangat sangat menyedihkan. Udah banyak pemikiran, usulan dan opini dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk blogger, tetapi entah kapan kita masyarakat bisa mendapatkan transportasi publik yang layak :sad: Buat ane, ada semacam lingkaran setan yang membuat transportasi publik di Indonesia gak beres-beres. Ada banyak banget faktor kenapa transportasi publik di Indonesia gak pernah maju, gak pernah membaik. Kalaupun ada perbaikan sifatnya hanya tambal sulam aja. Dalam beberapa bulan perbaikan yang dilakukan malah memburuk. Sebut aja solusi membangun flyover untuk mengatasi kemacetan. Oke, mungkin dalam beberapa bulan flyover itu bisa mengatasi kemacetan. Tetapi dengan jalan yang lancar itu, justru masyarakat berpikir kalau jalan udah gede, lancar...so gak ada salahnya untuk punya kendaraan pribadi. Tinggal tunggu aja tuh flyover baru penuh kendaraan pribadi lagi dan muaceeett... Ada banyak faktor/pelaku penyumbang buruknya transportasi publik, tapi ane mencoba memerasnya menjadi tiga pelaku utama mengapa ada lingkaran setan di transportasi publik. Apa aja? Langsung bro.... Pola Pikir Masyarakat Masyarakat Indonesia, walaupun ane belum pernah baca riset tentang ini, adalah masyarakat yang suka berpikir praktis, pendek dan fleksibel. Jujur aja deh, kita gak suka dengan hal-hal yang terlalu mengekang. Masyarakat Indonesia suka memiliki toleransi yang tinggi pada ketidakpastian atau bahasa ilmiahnya memiliki uncertainty avoidance yang tinggi (kalo ini ane udah pernah baca risetnya). Kalau diterapkan pada kebutuhan manusia dalam hal transportasi, maka masyarakat Indonesia pun menyukai hal-hal yang praktis. Yang penting nyampe tujuan, cepet dan murah. So, kendaraan pribadi adalah jawabannya, terutama sepeda motor. Motor adalah kendaraan yang sangat sangat sangat praktis. Praktis untuk dimiliki, praktis untuk digunakan, mudah mengantarkan ke mana saja (walaupun bukan pintu kemana saja) dan dijamin fleksibel. Kapanpun butuh pergi tinggal putar kunci kontak, start dan pergi deh... Begitu juga dengan mobil, bagi orang yang udah dikasih rezeki lebih, butuh pergi jam satu malam pun bisa dilakukan dengan gampang. Itulah keunggulan dari kendaraan pribadi, fleksibilitas, yang ndilalah klop banget dengan kebutuhan dan sifat-sifat orang Indonesia. So, ane khawatir apa yang ada di pola pikir masyarakat adalah: “Ah, selama ada motor/ mobil ane masih bisa pergi kok. Emang sih ada bis, ada kereta, tapi gak fleksibel ah. Waktu nya gak pasti, berangkatnya gak pasti, nyampe tujuannya gak pasti. Mendingan pake kendaraan pribadi, lebih enak dan murah! Transportasi publik? Kalau enak, nyaman dan se fleksibel kendaraan pribadi baru deh ane mau pake....” Ini pangkal lingkaran setan pertama. ATPM yang Memeras Abis Pasar Indonesia Yang namanya lingkaran setan kan berantai bro...so, kebutuhan masyarakat yang ane sebutin di atas pasti ada kelanjutannya. Kebutuhan masyarakat atas fleksibilitas dan kemudahan transportasi itu diendus oleh pabrikan-pabrikan otomotif dunia. Pabrikan Jepang, Korea, India, Eropa...you name it lah....berlomba-lomba mengambil kue konsumen otomotif yang sangat lezaaattt dan besaaarrrr.... Terbukti, Indonesia udah jadi salah satu pasar otomotif (terutama roda dua) terbesar di dunia. Indonesia pun udah jadi salah satu benteng profit pabrikan-pabrikan otomotif dunia. ATPM gak ragu ragu mengeluarkan motor baru tiap bulan, semakin banyak motor yang dijual, semakin banyak laba yang didapat, semakin sejahtera tuh bos-bos pabrikan otomotif. Di lain pihak, semakin mudah pula masyarakat bertransportasi (klaim nya). Dalam kenyataan, pertumbuhan kendaraan gak sebanding dengan pertumbuhan sarana transportasi yang baik! So, apa yang ditakutkan ane adalah ATPM berpikir kaya gini: “Hehehe....mantap nih pasar Indonesia. Untung gedeee! Laris manis tanjung kimpul! Ngapain ane membatasi jualan, wong ane bisa untung gede disini kok. Wong masyarakat juga terbantu dengan jualan ane kok. Wong ane bisa mbuka banyak lapangan kerja kok. Wong ane bisa nyumbang pajak gede ke pemerintah kok, kan artinya ane mendukung pembangunan. Wong ane bisa ngedatengin pembalap dunia idola masyarakat kok...weeee....any problem with that? Ngurangin jualan? Nehi!” Pemerintah ‘yang Sangat Bijaksana, Cinta Rakyat dan Terhormat” Seperti yang ane sebutin sebelumnya, namanya lingkaran setan tuh berkelanjutan entah mana ujung pangkalnya. Kenapa ATPM bisa berkembang pesat dan kenapa masyarakat bisa memiliki banyak buanget kendaraan pribadi? Ya itu semua karena regulasi yang dibuat oleh para pemimpin kita yang sangat ‘sempurna’. Pola dan prosedur kepemilikan kendaraan bermotor yang amburadul. Prosedur penjualan kendaraan bermotor yang ‘keren’. Pembangunan infrastruktur yang sangat amat amat ‘membanggakan’. Semua itu hasil kerjaan pemerintah kita yang sangat cerdas dan becus dalam mengatur negara. Bisa jadi, apa yang dipikirkan oleh pemerintah yang kita banggakan ini adalah : “Apa, transportasi publik? Oooohhh..kaya yang ada di negara studi (tour) banding dulu yah... Hmmmm...yang katanya MRT, Monorail, bus nyaman, jalan halus itu ya? Ah, buat apa toh masyarakatku tercinta udah bisa hidup dengan kondisi ini. Mereka suka kok dengan kemudahan kendaraan pribadi. Ane sediaiin kereta dan bis bagus juga percuma. Otak ane terlalu berharga buat ngurusin hal kaya gitu. Toh juga negara udah dapet pemasukan yang gede dari pabrik otomotif. Toh pajak yang dikasih ma perusahaan otomotif n pajak kendaraan udah bisa bikin dapur negara ini ngebul. N yang penting kan dapur ane juga ngebul ampe tujuh turunan. Ah, ga perlu lah itu yang namanya transportasi publik. Everybody happy kok :p ” Dimana ujung pangkalnya? Sangat sulit memutus lingkaran setan, tetapi itu bukan hal yang gak mungkin. Paling tidak harus ada satu faktor yang bisa mengubah keseimbangan (ekuilibrium) di lingkaran setan itu. Entah itu sosok pemerintah yang revolusioner, atau rakyat yang mindset nya berubah dan habis-habisan bersatu, ngeyel menuntut transportasi publik, atau pabrikan otomotif yang gak lagi tertarik ma pasar Indonesia (hampir gak mungkin untuk yang satu ini). Monggo di share pendapatnya.... SUMBER TULISAN SESAT LAINNYA: SINI MAS....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun