Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Cintanya yang Membelenggu (8)

16 Maret 2024   17:00 Diperbarui: 16 Maret 2024   18:08 117 9
"Puan...
Namaku dan namamu
telah terukir di atas kertas
tapi itu hanya kenangan manis
yang kini telah kulepas di langit biru"

***

"Berani-beraninya dia mau hancurkan sahabatku. Awas kamu!" saat Isak kembali ke parkiran mobil.

Tidak lama kemudian Pak Yakob datang, "Ayo! Sekarang antarkan saya ke kantor sebelum telat meeting bersama klien."

"Baik Pak." Sambil membukakan pintu mobil untuknya.

"Kalau boleh tahu, Pak Yakob bertemu dengan siapa tadi? Kayaknya orang itu penting sekali?" Isak penasaran dengan orang yang ditemui Pak Yakob. "Oh. Itu salah satu partner bisnis saya. Memangnya kenapa kamu menanyakan ini?"

"Ah, tidak. Hanya bertanya saja Pak."

Isak takut ketahuan dan setelah itu berhenti bertanya. "Ayo jalan jangan sampai saya telat dan klien keburu pergi. Agak cepat sedikit jalannya ya."

"Baik Pak."

***

"Saya harap kerjasama kita berhasil." Kata Yakob saat menutup meeting pagi sekitar pukul 10:30.

Proyek yang disepakati bersama saat rapat itu mulai berjalan. Satu minggu kemudian, salah satu klien Yakob membatalkan kerjasama. Sehingga, klien lainnya merasa dirugikan. Salah satunya perusahaan Aziz yang masuk dalam saham tersebut merugi.

Namun Pak Yakob biasa-biasa saja. Dia malah senang jika proyek yang disepakati gagal. Dia tidak peduli perusahaan yang dipimpinnya itu ikut merugi atau tidak karena secara pribadi, Yakob mendapat untung dari gagalnya proyek pembangunan hotel tersebut.

Ketika Direktur perusahaan PT. Mega Abadi mendengar hal itu sehingga menelpon Aziz untuk memberitahukan bahwa kerjasama proyek itu gagal.

"Halo Pak. Proyek yang kita jalani dibatalkan."

"Apa? Bagaimana bisa!"

"Saya dilema bertahan atau melanjutkan proyek ini sebab kita sudah rugi besar."

"Baik. Temui saya di kedai kopi sekarang juga!"

"Baik Pak, saya segera ke sana." Roni mengakhiri pembicaraan di telepon.

Saat itu juga Pak Roni menemui Aziz di kedai kopi miliknya. Setibanya Pak Roni, Pak Yakob sudah ada di sana. "Sedang apa Pak Yakob di sini?!" Gumam dalam hatinya ketika Pak Roni mau masuk melihat ada Pak Yakob.

"Selamat malam Pak." Sapa Roni. "Malam.. Silakan Pak Roni." Sambut Aziz.

"Maaf Pak Aziz saya telat, jalannya macet."

"Iya tidak apa. Oh iya, soal proyek itu Pak Roni tidak usah khawatir. Pak Yakob sudah menceritakan semuanya." Ketika Roni duduk di depan Azi, meja yang sama.

"Bagaimana bisa! Bukannya Aziz rugi besar, ada apa sebenarnya?" Dalam hatinya bertanya.

"Oh iya Pak Roni. Perusahaan kita tetap jalan bersama proyek tersebut. Pokoknya bapak tenang saja semua kendala yang ada saya sudah bicarakan ini dengan Pak Yakob. Jadi bapak tidak perlu lagi mencemaskannya, jalan saja sesuai kesepakatan."

"Baiklah Pak. Kalau begitu saya pamit duluan."

"Tinggallah sebentar. Minum kopi dulu!"

"Mohon maaf Pak, lain kali saja. Saya masih ada urusan keluarga."

"Baiklah."

Dalam perjalanan pulang. Roni bingung dengan sikap Aziz. Menurutnya, ini tidak masuk akal. Apalagi dia sendiri yang menangani kerjasama proyek tersebut. Seharusnya, dia dipecat atau diberikan surat peringatan dari Aziz karena sudah gagal memilih proyek.

Ternyata, gagalnya proyek tersebut membuahkan hasil dan yang mendapat keuntungan adalah perusahaan yang dipimpin Yakob juga perusahaan Aziz. Sedangkan, PT Mega Indah yang merugi besar.

PT Mega Indah akhirnya bangkrut setelah menjalin kerjasama dengan PT Batu Bara Jaya yang dipimpin Yakob dan  PT  Mega Abadi tersebut.

***

"Mulai hari ini kamu tidak lagi jadi supir pribadi saya" Pagi itu saat mereka lagi duduk di ruang tamu.

"Tapi kenapa Pak? Saya mohon jangan dipecat!"

"Kamu pasti kaget kan dan ingat kejadian beberapa hari lalu saya bertemu dengan seseorang dan kamu menanyakan hal itu di dalam mobil."

"Maaf Pak saya sudah berprasangka yang tidak baik. Sekali lagi saya mohon maaf" Isak memohon.

"Besok temui saya di kantor. Saya akan menyerahkan seluruh gaji dan pesangon kami selama menjadi supir pribadi saya."

***

Hari ini, Isak tiba di kantor Pak Yakob. Seperti biasa, semua karyawan sibuk dengan urusan tugas masing-masing.

"Selamat pagi Pak. Ada yang saya bisa bantu?" Tanya sekretaris Yakob saat Isak tiba di depan pintu ruangan Yakob.

"Maaf Bu, apa Pak Yakob ada di ruangannya?"

"Bapak lagi keluar. Katanya ada urusan penting! Dan sebelum Pak Yakob pergi, Ia menitipkan ini agar memberikannya pada Bapak."

Isak menerima amplop tersebut. "Oh iya, Pak Yakob berpesan kalau mau bertemu datang saya ke kantor temannya." Lanjutnya sekretaris Yakob sembari memberikan alamat.

"Oh iya. Terima kasih."

"Sama-sama Pak."

Isak langsung pergi dari kantor tersebut. Di perjalanan menuju alamat yang diberikan oleh sekretaris Yakob juga  Isak membuka amplop. Namun di dalam amplop hanya berisikan surat pemberitahuan bahwa mulai hari ini Isak tidak lagi dipekerjakan sebagai supir pribadinya.

Setelah tiba di alamat tersebut, tempat itu sangat ramai. Ketika Aziz langsung menghampirinya.

"Kenalkan ini sahabatku. Mulai saat ini Isak yang akan memimpin perusahaan PT Mega Abadi." Kata Aziz saat mereka berdiri di tengah-tengah undangan yang hadir saat itu, "Acara yang saya adakan ini adalah acara penyambutan direktur baru kita, Isak."

Setelah usai Aziz berbicara memperkenalkan Isak, semua karyawan dan hadirin memberikan tepuk tangan dan ucapan selamat.

"Selamat ya, Isak! Sebenarnya ini sudah saya bicarakan dengan Aziz sejak awal dan sengaja tidak memberitahukan padamu," ucap Pak Yakob. "Gaji dan pesangon sudah saya transfer ke rekening kamu."

"Terima kasih Pak."

Setelah Roni tak lagi menjabat, PT Batu Bara Jaya kembali beroperasi dan memperluas wilayahnya.

"Selamat ya! Kamu berhasil sesuai target kita."

"Iya. Terima kasih atas kepercayaannya."

"Kamu ingat tidak ucapanku waktu kita menjalin kerjasama di pantai? 'Semoga ini adalah keberuntungan kita bersama'. Sekarang kamu pasti tidak habis pikir juga saya, bahwa kamu hari ini mendapat pekerjaan yang sangat tinggi karena menduduki posisi sebagai direktur."

"Iya Pak Arya. Sekali lagi terima kasih."

"Sama-sama. Saya pikir tugas kamu sudah selesai karena perusahaan PT Batu Bara Jaya kini sudah kembali normal. Sampai jumpa!"

Percakapan singkat sekaligus ucapan selamat dari Arya kepada Isak melalui WhatsApp pribadinya karena telah menyelesaikan misi yang disepakati tersebut.

***

Beberapa hari kemudian seusai Isak menjadi direktur PT Mega Abadi, warga Kalimantan Selatan melakukan aksi karena perusahaan PT Batu Bara Jaya tidak lagi memperhatikan soal lingkungan sehingga masyarakat kesulitan mendapat air bersih.

Selain warga demo perusahaan tersebut. Mereka juga melakukan demonstrasi di kantor gubernur.

Karena perusahaan tak ingin merugi akibat mogoknya produksi, perusahaan minta untuk runding bersama. Namun warga tidak lagi menginginkan perundingan tersebut. Sebab sudah sekian kali dilakukan perundingan, perusahaan tidak kunjung realisasi.

Hari itu, perusahaan berhasil meredam aksi warga dibantu oleh petugas kepolisian dan TNI. Tetapi, aksi kembali dilakukan oleh warga dan berujung bentrok sehingga tidak sedikit warga menjadi korban begitu juga dengan beberapa petugas kepolisian.

Di saat itu Isak hendak berkunjung menemui Pak Yakob untuk membicarakan soal itu sehingga Isak memaksakan diri turun dari mobilnya. Isak bingung mau lewat mana karena asap dan api memenuhi jalan masuk perusahaan, juga petugas dan massa aksi saling kejar.

Seorang petugas kepolisian melihat Isak dan menghampirinya. Salah seorang memukul dari belakang.

"Awas pak!" Salah satu polisi berteriak.

Akhirnya, Isak terjatuh bersama dengan seorang lelaki. Polisi itu ingin menolongnya, namun dibendung massa aksi.

***

"Pak Roni?!"

"Ayah....Kamu? Kamu apakan ayah saya!" Ketika Mira melihat ayahnya terluka.

"Mira?! Sedang apa kamu di sini? Bukan aku yang melakukannya."

"Apa? Kamu bertanya aku sedang apa? Apa kamu tidak lihat atau pura-pura lupa? Kalau sampai ayahku terjadi sesuatu, aku tidak akan memaafkan mu!"

"Pergi tidak. Kamu mau aku menyuruh warga mengeroyok mu di sini. Hah?!" tegasnya.

"Ayo kita bawa ayahmu ke rumah sakit!"

"Apa? Kau mau antarkan ayahku ke rumah sakit supaya aku memaafkan mu. Iya? Hah?! Aku tidak sudi dengan belas kasihmu. Pergi sana. Aku tidak ingin melihat mukamu lagi di sini!"

Saat itu, petugas yang lain membawa ayah Mira ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

"Ingat yah. Aku akan menindaklanjuti kejadian ini!" Lalu Mira pergi meninggalkan Isak seorang diri.

***

Satu minggu setelah kejadian itu, ayah Mira tidak sadarkan diri di rumah sakit. Mira benar-benar khawatir, sebab menurut keterangan dokter.

"Ayahmu bisa sembuh. Tapi, ada dua kemungkinan: ayahmu akan lumpuh seumur hidup atau geger otak. Karena tulang kakinya patah juga otak kiri dan kanannya terluka parah."

Sehingga, Mira menuntut agar Isak bertanggungjawab atas apa yang dilakukan kepada ayahnya. Isak akhirnya dipenjara.

Bersambung...

Weda, 16 Maret 2024
Arnol Goleo [18:47]



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun