"Bolehkah aku melukis bintang?"
"Boleh! Mau lukis di mana?" seru langit
Jawabku; "Di atas kertas yang sedang!""
***
Mentari sudah ke arah barat. Isak ingin melihat dan menikmati senja di bibir pantai. Saat duduk beberapa menit, langit mulai menguning kemerahan.
"Mir, sedang apa kau di sana? Mengapa kau tidak memberi kabar? Apa kau tidak mengingatku?" gurau dalam hatinya sembari menatap senja yang mulai gelap.
Baru saja beranjak dari duduknya, seseorang menghampirinya. "Apa kau suka memandangi senja? Padahal ia sendiri tidak menghiraukan apa yang kau pikirkan." Lalu orang itu pergi.
Isak berusaha menghentikan langkahnya, tetapi orang tersebut tidak peduli dan pergi begitu saja. Sehingga kata-katanya membuat Isak makin gelisah. Bahkan sampai di gang Isak masih memikirkan perkataannya itu.
"Semoga malammu menyenangkan." Sepintas chat masuk WhatsApp nomor yang tidak dikenali masuk ke ponsel miliknya. "Maukah kau mau bergabung dengan timku?" pesan kedua masuk.
"Siapa orang ini? Dari mana dia tahu nomorku? Apa Ia seorang hackers sehingga dapat melacak nomorku?" Isak merenung panjang malam itu. " Tapi untuk apa? Aku tidak memiliki tabungan atau sejenisnya. Apa yang diinginkan orang ini dariku? Ah, tidak mungkinlah."
Karena sudah lama ingin mencari pekerjaan tapi tidak didapat juga, akhirnya Isak menerima tawaran tersebut. "Okey. Sampai jumpa besok jam 15:00 WIB." Balas Isak.
Isak dan orang asing itu bersepakat untuk bertemu di bibir pantai, tempat biasa Isak menikmati senja. Isak datang lebih awal dari orang asing tersebut.
Tepat jam tiga sore mobil BMW hitam parkir di belakangnya. Beberapa orang dengan memakai jaz hitam kaca mata gelap mengelilingi mobil tersebut. Salah satu dari mereka membukakan pintu. Lalu turunlah seorang lelaki muda memakai jaz abu-abu. Dia adalah bos mereka. Isak dengan santai menyambut kedatangan mereka.
"Kenalkan, saya Arya."
"Isak."
"Maaf, aku membuatmu lama menunggu!"
"Tidak apa-apa. Aku juga belum begitu lama di sini."
"Terima kasih sudah menunggu kami. Saya pikir kau adalah orang yang tepat dan mungkin kau juga membutuhkan pekerjaan. Sebab setiap kali saya ke tempat ini kau selalu ada." Mudah-mudahan hari ini adalah hari keberuntungan kita bersama dan bisa jalin kerjasama.
Arya mencoba menjelaskan tujuan kedatangannya itu dan berusaha meyakinkan agar Isak dapat menerima tawarannya.
"Di dalam map itu berisi surat perjanjian. Kau boleh menolak atau memikirkan terlebih dahulu sebelum menandatanganinya." Kata pria itu dengan lugas. "Saya menunggu sampai besok. Entahlah kau menyetujui atau menolak. Besok kita bertemu lagi di tempat ini. Semua keputusan ada padamu."
"Boleh aku lihat dulu isi suratnya?" tawar Isak saat menerima map tersebut. "Begini saja. Tugas ini mungkin baru bagi kamu dan perlu dipikirkan secara matang. Demi menghargai keputusanmu saya memberikan waktu  selama dua hari. Apa itu cukup?" tandas orang asing itu.
"Baiklah!"
***
"Aku sudah memikirkannya. Aku terima tawaran ini. Dan surat perjanjian kerjasama di dalam map itu telah saya tandatangani." Isak mengembalikan map serta surat perjanjian kerjasama .
"Baiklah. Semoga kau dapat menyelesaikan tugas ini sesuai target." Tegasnya. "Aku pastikan dan tidak mengecewakanmu!" dengan bangganya Isak. "Saya masih ada urusan. Semoga tugasmu berhasil!" kata Arya lalu pergi bersama orang orang-orangnya.
Isak sangat beruntung bisa menjalin kerjasama dengan Arya dan ini merupakan kesempatan untuk mencari sekaligus berjumpa dengan pujaan hatinya yang sudah lama tidak bertemu. Sebab Isak ditugaskan menyelesaikan misi tersebut di Kalimantan.
Hari ini adalah hari keberangkatan juga akhir penderitaan Isak. Sejak menjalin kerjasama bisnis dengan Arya, Isak mendapat fasilitas dan biaya hidupnya dapat terpenuhi. Isak tidak membayangkan sebelumnya hal ini terjadi pada dirinya. Ini sungguh luar biasa bisa tinggal di hotel mewah dan tidak mungkin lagi Isak memungut sisa-sisa makanan dari tong sampah. Semua telah tersedia.
Waktu yang diberikan Arya untuk menyelesaikan misi tersebut selama dua bulan sehingga Isak merasa itu mudah dan bisa diselesaikannya dalam waktu sebulan. Dengan begitu, ada waktu satu bulan lagi untuk mencari tempat tugas Mira dan kesempatan bertemu dengan pujaan hatinya itu di Kalimantan.
Misi ini adalah mencari tahu penyebab gagalnya perusahaan PT Batu Bara Jaya milik Arya di Kalimantan. Sebab beberapa bulan terakhir produksi tidak jalan dan karena itu perusahaan Arya merugi triliunan rupiah.
Setelah sampai, Isak menyamar dan melamar untuk bekerja di perusahaan tersebut sebagai supir pribadi Yakob, presiden perusahaan PT Batu Bara Jaya. Isak di terima lalu mendatangi kontrak selama enam bulan ke depan.
Tentu saja sebagai supir pribadi tidak diijinkan masuk atau duduk berbicara bisnis bersama orang-orang penting, bahkan sekelas makan bersama tidak. Namun Isak mengetahui dengan siapa saja klien yang ditemui Yakob karena secara diam-diam mengintip apa yang dibicarakan oleh Yakob dengan setiap partner bisnis.
Selama dua minggu menjadi supir pribadi Yakob Isak tidak mendapat tanda-tanda mencurigakan. Sehingga Isak mulai kebingungan dan mulai cemas bahwa misinya tidak mungkin selesai dalam satu bulan. Untuk itu, Isak harus kerja ekstra.
***
Malam ini, presiden Yakob menyetir sendiri untuk menemui seseorang. Rupanya ini penting sekali sehingga waktu menunjukkan pukul 01:00 WIB harus berangkat dan sengaja tidak menghubungi Isak.
Sesuai alamat yang dikirim melalui ponsel Yakob, mereka bertemu di salah satu kedai kopi milik orang yang ditemui itu. Sesampainya Yakob, orang tersebut sudah menunggu.
"Selamat malam Pak." Saat Yakob tiba di kedai kopi milik orang yang ingin ditemui.
"Selamat malam Pak Yakob. Mari silakan masuk!" Sambutnya hangat. "Maaf, saya sudah menganggu tidurmu."
"Ah, tidak masalah." Balas Yakob sambil tersenyum. "Minum kopi apa Pak?" Pria itu menawarkan. "Macam tidak tahu saja kopi kesukaanku." Candanya. "Baiklah. Tunggu sebentar saya buatkan."
Kedai kopi itu sangat ramai sehingga dibuka 1x24 jam. Saat mereka asyik bercerita bisnis tiba-tiba Isak masuk dan duduk membelakangi mereka. Saat Isak sedang menikmati kopi yang dipesannya itu.
"Apa Pak Yakob datang sendirian? Ke mana supir pribadi bapak?"
"Sengaja saya tidak memberitahunya. Saya menyetir sendiri!"
"Eh, Pak Yakob. Bapak di sini juga. Mengapa Pak keluar sendirian dan tidak menghubungiku?"
"Yakob terkejut. Apa dia tahu semua apa yang kami bicarakan tadi?" gurau dalam hati Pak Yakob. "Sudah lama kamu di sini?"
"Tidak. Baru saja!"
"Ya ampun, Isak?"
"Aziz?" Mereka berdua kaget dan saling pelukan karena sudah lama tidak bertemu. "Kalian berdua saling kenal?" Pak Yakob kebingungan.
"Iya Pak. Isak ini adalah sahabatku." Karena seorang perempuan persahabatan kami jadi renggang selama dua tahun. Tapi masalah itu panjang dan rumit."
"Saya bersyukur kita bisa bertemu malam ini, Isak. Ayo gabung bersama kami." Aziz sangat bahagia karena bisa dapat bertemu kembali dengan sahabat lamanya.
"Saya harus lebih hati-hati jangan sampai rencanaku gagal. Apalagi mereka bersahabat dekat."
"Bapak kenapa? Tidak ada yang perlu dicemaskan, sahabatku ini sangat baik."
"Oh, tidak apa-apa. Saya tidak menyangka saja sekaligus tidak enak pada Anda. Anda seorang pengusaha kaya lalu sahabat Anda saya jadikan supir pribadi." Yakob mengalihkan pembicaraan agar Isak dan Aziz tidak berprasangka buruk terhadapnya.
"Tidak masalah Pak." Kata Aziz. "Justru dengan begini, saya bisa bertemu kembali dengan sahabatku. Iya kan Isak?"
"Iya. Lagi pula saya sudah mencari pekerjaan tidak dapat. Beruntung lewat perusahaan Bapak saya diterima bekerja, sebagai supir pribadi Bapak lagi."
"Kayaknya saya pergi duluan. Besok pagi  saya ada rapat sama tim di kantorku." Yakob sambil melihat arlojinya.
"Kalau begitu, Aku juga!" Isak juga ikut pamit. "Tidak apa saya pulang sendiri, kamu di sini saja. Lagian kalian baru bertemu malam ini." Sanggahnya Pak Yakob. "Baik Pak. Terima kasih."
***
"Kami menjalin hubungan selama satu tahun tiba-tiba perusahaan saya yang di Manado bangkrut. Saya pikir, Mira tetap bersama. Ternyata tidak, Dia juga pergi meninggalkanku. Karena itulah yang membawaku sampai di Kalimantan ini!" Cerita panjang Aziz.
"Aku ikut prihatin. Tapi saya kenal lama kamu adalah orang yang kuat dan pekerja keras. Buktinya, kamu bisa mendapatkan kembali saat ini bahkan lebih dari sebelumnya." Isak memujinya.
"Maaf, saya sudah merebut cintamu dari Mira. Akhirnya, saya dapat karmanya." Aziz memohon. "Sudah. Lupakan saja, saya pikir ini sebuah pelajaran untuk kita berdua."
"Aziz, aku harus pulang. Takutnya saya telat mengantarkan Pak Yakob ke kantor." Pamitnya. "Baiklah. Jangan sungkan datang ke kedaiku jika kamu perlu sesuatu." Saat Isak beranjak pergi. "Iya. Aku pasti datang dalam waktu senggang."
****
Pagi ini Isak sudah siap-siap di depan mobil, menunggu Pak Yakob. "Isak, tolong ambilkan tasku di ruang tamu."
"Baik Pak."
Seusai diambil tasnya, baru saja melewati gerbang, telepon masuk. "Halo Pak, kita bisa bertemu pagi ini?" Suara dari telepon. "Tapi saya ada rapat pagi ini bersama timku dan beberapa klien. Apa bisa di tunda seusai makan siang atau sore?" Jawab Yakob. "Tidak bisa. Jam 9 pagi sampai sore jadwal saya padat." Langsung menutup teleponnya. "Pak kita ke restoran dulu ya." Kata Yakob kepada Isak. "Baik Pak."
Setelah tiba di depan restoran Pak Yakob turun dari mobil yang telah dibukakan pintu oleh Isak.
"Kamu tunggu sebentar di sini!" Dengan gugup Yakob menuju restoran tersebut. "Ada apa kelihatannya Pak Yakob takut menemui orang itu? Tidak seperti biasanya menemui klien. Ada yang tidak beres ini!"
Bersambung...
Weda, 11 Februari 2024
Arnol Goleo