Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Biar Ada Harimau di Ruangan Itu, Saya Tetap Masuk!

6 Mei 2023   20:07 Diperbarui: 6 Mei 2023   20:52 194 8
Halo Kompasianer! Bagi Anda yang sedang mengerjakan skripsi atau selangkah lagi menuju ke sana. Di sini, saya berbagi pengalaman singkat saat mengerjakan skripsi.

Setiap mahasiswa pastinya akan diperhadapkan dengan skripsi/tugas akhir untuk menyelesaikan studi. Dan setiap mahasiswa pastinya melewati berbagai kesulitan, tapi tenang mengerjakan skripsi itu adalah sebuah kesempatan untuk mengukir kisah dan mengenal kemampuan kita, sejauh mana ilmu kita dan mengenal kualitas kita dalam hal tulis menulis.

Sebelum ke sana saya sedikit berbagi pengalaman awal masuk kuliah hingga menuju ke meja hijau sebab ini yang menjadi motivasi saya sehingga dapat menyelesaikan studi.

Tahun 2015 saya mulai masuk di bangku kuliah. Tekad saya dalam menyelesaikan studi selama 4 tahun sehingga setiap mata kuliah tak pernah tertinggal (kontrak ulang). Tentu ada sebuah alasan. Dan setiap orang memiliki alasan yang berbeda-beda.

Alasan saya adalah orang tua. Dan motivasi juga sering timbul ketika saya mulai merasa jenuh dengan perkuliahan, saya berusaha mengalihkan pikiranku pada orang tua atau mengingat perjuangan orang tua. Sehingga 3,5 tahun semua mata kuliah saya selesai.

Saya masih ingat dan membekas dalam ingatan adalah ucapan ayah melalui telepon, "kalian (maksudnya saya dan adik saya) putus kuliah jikalau pengusaha tidak lagi membeli kopra." Karena memang selama kuliah orang tua mengharapkan penghasilan dari kopra.

Kurang lebih dua tahun menjalani pendidikan saya di perguruan tinggi, harga kopra anjlok di tambahnya lagi akses laut Tobelo-Manado (untuk mengirim bahan makanan seperti beras, ubi, dan lain-lain tidak bisa dikirim oleh orang tua. Sehingga, semua kebutuhan diuangkan. Sementara harga kopra anjlok, tentu tidak cukup untuk memenuhi perkuliahan dan kebutuhan sehari-hari.

Di sini, orang tua harus putar otak untuk mencukupi kebutuhan rumahtangga dan kebutuhan kami berdua di Manado sehingga ibu pun harus turun tangan membantu ayah dengan jualan pisang dan lain sebagainya ke Tobelo.

Selain itu, ayah harus banting tulang lebih keras lagi yaitu menukar tenaga dengan pengusaha kopra dengan upah bagi hasil. Dan hasilnya pun hanya cukup membeli beras kurang lebih empat sampai lima hari. Sebab hasil dari upanya itu dibagi dengan kebutuhan kami dalam bangku kuliah.

Dengan upah 1 juta tentu tidak cukup sebab biaya kosan sebulan 600 ribu belum lagi kebutuhan makan kami, fotocopy tugas dari kampus. Karena penghasilan orang tua seadanya kami berdua (saya dan adik saya) dituntut berhemat.

Dan selama kuliah orang tua mengirimkan uang berkisaran 650 hingga 700 ribu. Jadi dipotong 600 ribu untuk bayar kosan sisanya 50 atau 100 ribu biaya kami sebulan. Tentu itu tidak cukup kami berdua harus putar otak lagi.

Karena ibu telah membekali ilmu sederhana dan sekarang baru menyadarinya. Semenjak SD ibu mengajarkan kami tentang pekerjaan rumah yaitu bersih-bersih rumah, cuci piring, memasak, dan lain sebagainya.

Bermodalkan itu, saya mampu beradaptasi dengan lingkungan baik itu di kosan dan kampus. Di kosan saya mulai bangun relasi dengan bapak/ibu kost. Dengan cara apa?

Pertama di kosan, belum satu tahun, ketika itu, bapak kost sedang mengecat kosan dan saya ikut membantu. Namun jangan dulu berprasangka negatif bahwa saya memanfaatkan orang lain atau bapak kost. "Mungkin iya, tapi saling menguntungkan tentunya." Tetapi saat itu saya membantunya dengan ikhlas.

Setelah beberapa bulan saya mulai akrab dengan bapak kost begitu juga dengan istrinya karena sering membantu mereka. Akhirnya, tanpa meminta, rejeki datang dengan sendirinya. Kopi, beras, makanan bahkan uang makan sering dikasih oleh mereka ketika kami kekurangan.

Kedua di kampus, saat memasuki semester lima. Saya bertemu dua orang. Mereka berdua saya jadikan sebagai teman juga seperti orang tua sendiri. Soal umur saya jauh karena mereka kepala 4 sedangkan saya masih kepala 2. Cukup jauh bukan? Apalagi soal ilmu!

Dari mereka berdua banyak hal yang saya belajar. Dan tentu atas jasa mereka juga sehingga saya bisa menjadi salah satu pribadi yang bisa menulis dan tergabung dengan Kompasiana saat ini. Namun membahas mereka lain kali saja sebab panjang kalau diuraikan di sini.

Memang judul skripsi saya dibantu teman saya namun sebelumnya saya telah lebih dulu menulis judul skripsi yaitu 3 judul dan saya meminta saran temanku agar mengoreksi ketiga judul skripsi saya sebelum diajukan. Dan dia memberikan satu judul dan itulah yang dipilih saat pengajuan.

Setelah disetujui dan keluar SK penetapan judul saya mulai mengerjakan sendiri latar belakang dan seterusnya. Setelah selesai, saya konsultasi kepada dosen pembimbing.

Saat konsultasi banyak hal yang harus saya perbaiki baik dari judul, rumusan masalah hingga metode penelitian. Tetapi judul penelitian tetap saya mempertahankan.

Hingga beberapa kali konsultasi dan belum mendapat persetujuan untuk Seminar Proposal. Namun saya percaya bahwa saya bisa. Singkat cerita, akhirnya disetujui proposal saya tersebut.

Waktu itu hanya dua orang yang Seminar Proposal dan kami waktu seminar di jam yang sama. Hanya saja, di ruangan berbeda.

Sebelum masuk ke ruangan tersebut, ada ucapan yang sempat terdengar dari adik tingkat dengan sebuah pertanyaan, begini: "Kamu tidak takut Seminar Proposal?" Tentu baru pertama kali ada rasa takut, tapi saya menjawab dengan nada pelan. "Walaupun di ruangan itu ada Harimau, saya tetap masuk."

Karena yang ada di dalam otak saya saat itu bahwa tidak ada jalan lain sebab semua mahasiswa pasti melewati jalan itu jadi harus dilewati dan dirasakan. Namun target saya empat tahun meleset. Mengapa?

Seusai Seminar Proposal dan Ujian Skripsi saya mengalami kesulitan yang datang dari penguji. Penguji saya ingin merubah soal judul skripsi saya, karena menurutnya harus dirubah. Tetapi saya mempertahankan itu, tentu dengan sebuah alasannya. Sehingga kurang lebih setahun saya baru mendapat tandatangan dan tidak dirubah judul skripsi saya.

Selain itu, dua kali terlambat yudisium karena masalah biaya fotocopy dan biaya penjilidan skripsi namun bisa dilewati dengan sabar sampai mendapat gelar strata satu.

Untuk tipsnya bagi yang mengerjakan skripsi saat ini atau akan menuju ke sana, tips dari saya antara lain:

Pertama, percaya diri. Mengapa harus percaya diri? Percaya diri itu perlu. Percaya bahwa Anda mampu mengerjakan skripsi sendiri. Di sini bukan saya mengesampingkan orang lain tapi membatasi. Ketika saya dan Anda tidak percaya diri Anda maka saya dan Anda akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi mandiri karena bergantung pada orang lain.

Dan hasil dari ketergantungan orang lain, "banyak orang mencari jalan pintas yaitu skripsinya dikerjakan orang lain." Resikonya, akan mengalami kesulitan saat sidang di meja hijau. Sebab sejelek-jeleknya skripsimu itu adalah hasil karya sendiri dan tentu saja Anda mampu 100 persen dalam menyampaikan dipertanggungjawabkan hasil karyamu.

Kedua, perbanyak membaca buku. Seseorang lancar dan banyak ide adalah orang yang banyak membaca. Dan tentu ini, harusnya, awal kita masuk perguruan tinggi sudah dibangun kebiasaan membaca. Tapi tidak masalah, bagi Anda yang saat ini mengahadapi tugas akhir atau menuju ke sana. Saran saya, sebelum melangkah menulis usahakan atau luangkan waktumu membaca buku dan artikel berkaitan dengan judul skripsimu.

Ketiga, seringlah duduk dengan teman dekatmu. Luangkan waktumu untuk duduk bersama teman-teman dekat, diskusi, dan meminta saran dengan judul skripsimu yang sedang atau yang akan Anda tulis.

Tapi bagi Anda yang telah menulis atau hampir selesai tunjukan hasil kerjamu kepadanya atau kepada mereka untuk mereka membacanya dan meminta mana yang perlu dikoreksi. Apalagi temanmu itu sudah lulus. Ini adalah kesempatan Anda untuk meminta saran padanya.

Keempat, konsisten dalam mengerjakan skripsi. Ini terkait dengan waktu dan usahakan setiap hari harus Anda mengerjakan skripsimu walau hanya beberapa kalimat untuk ditambahkan atau dikoreksi.

Kelima, rekreasi. "Mungkin sebagian orang" ini tidak perlu. Jangan salah, otak kita membutuhkan rekreasi. Sebab mengerjakan skripsi otak kita pasti sangat lelah dan ada waktu dimana kita kehabisan ide, untuk itu dibutuhkan refreshing agar otak rileks dan mudah dalam mencari atau timbul ide di pikiran kita.

Mudah-mudahan pengalaman dan tips ini bermanfaat bagi Anda terutama yang sedang atau menuju ke meja hijau.

Weda, 06 Mei 2023
Arnol Goleo [20:40]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun