Waktu itu saya ingin menolaknya namun mereka ingin sayalah yang mewakili mahasiswa untuk menyampaikan kesan dan pesan Natal.
Padahal saat itu, kalau dilihat status, saya tidak lagi sebagai mahasiswa, sudah selesai studi. Ditambahnya lagi saya berbeda jemaat, saya dari Pemudah Elim Bailengit. Tetapi permintaan dari mereka saya pun tak bisa menolak.
Jemaat Ebenhaezer dulu adalah satu jemaat dengan Jemaat Elim Bailengit sebelum pecah di tahun 2014.
Akhir tahun 2014 adalah peristiwa cukup tragis sebab tahun itu GMIH terpecah-belah menjadi dua yaitu GMIH Lama dan GMIH Baru atau disebut dengan SSI (Sidang Sinode Istimewa).
Ebenhaezer adalah GMIH Baru di Bailengit atau SSI sedangkan GMIH Lama yaitu Jemaat Elim Bailengit.
Mengapa saya katakan waktu itu adalah tahun tragis? Karena terbelahnya GMIH menjadi dua suami istri tak akur lagi, begitu juga dengan orangtua dengan anak-anaknya. Dan saya merupakan salah satu korban perstiwa itu.
Kami keluarga waktu itu ada enam orang dan hanya saya sendiri bertahan di GMIH Lama sedangkan orangtua dan ketiga adik-adikku sudah pindah di GMIH Baru yaitu menjadi Jemaat Ebenhaezer saat ini di Bailengit.
Sehingga dalam Natal pemuda waktu itu saya ditunjuk, saya mempunyai kesempatan untuk menyapaikan kesan dan pesan Natal 2020 mewakili mahasiswa.
Pesan saya pun singkat; "Semoga kebersamaan kita tidak sampai di sini (Natal Pemuda) tetapi kebersamaan kita kiranya kita rawat hari ini sampai selamanya."
Puji Tuhan hingga saat ini kedua jemaat sudah akur kembali walaupun sudah terpisah atau berbeda jemaat.
Ini terbuktikan setiap Natal dan tahun baru kedua jemaat ini (Ebenhaezer dan Elim) selalu berdampingan.
Bailengit, 03 Januari 2023
Arnol Goleo [23:03 WIT]