Mohon tunggu...
KOMENTAR
Diary Pilihan

Teman Juaraku Telah Pergi

27 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 28 Oktober 2022   00:07 108 7
Tahun 2012 saya, juga teman-temanku memutuskan mendaftar di SMA BPD Tolabit. Kami pun mendaftar 20 orang (satu kampung). Keberadaan sekolah tersebut di Desa Tolabit, Kecamatan Kao Barat, Kabupaten Halmahera Utara.

Sekolah tersebut bisa dikatakan adalah sekolah pertama di Kao Barat, sehingga banyak alumni dari SMA BPD Tolabit.

Jarak dari sekolah dari rumah sekitar 7 s/d 10 km sehingga beberapa dari kami numpang/tinggal di rumah saudara yang dekat dengan sekolah. Sedangkan yang lain tidak sebab mereka memiliki kendaraan roda dua.

Saya dan ke lima temanku tinggal di Desa Torawat jaraknya jalan kaki sekitar 1 km cukup dekat tetapi lumayan bila jalan kaki di siang hari. Namun saya tidak sampai 3 bulan sudah pulang ke rumah (tinggal di rumah), bukan tidak mampu tinggal dengan saudara. Apalagi malas, itu bukan tipeku. Hehehe..

Tetapi yang jelas saya ingat kampung halaman terutama orangtua, begitu juga dengan teman-temanku yang lain juga ikut pulang sehingga kami pun sekolah dari rumah. Karena saya tidak memiliki kendaraan pribadi sehingga saya pun diantar-jemput menggunakan sepeda motor saudaraku.

Beberapa kali saya hanya diantar namun tidak dijemput kembali begitu pun dengan ketiga temanku. Sehingga, kami berempat mau tak mau harus jalan kaki dan perjalanan kami pun sudah sekitar 7 km, mobil pick up lewan dan memberi kami tumpangan, jadi kami numpang sampai di rumah.

Pulang jalan kaki tidak hanya sekali, seingatku empat kali. Dan dua kali jalan kaki dari sekolah sampai di rumah dengan jarak sekitar 7 s/d 10 km.

Sekitar enam atau tujuh bulan saya membawa sendiri sepeda motor saudaraku, dan gratis. Juga dengan teman-teman lain sudah sewa sepeda motor di antar jemput.

Karena sudah banyak sepeda motor (walau hanya sewa atau pinjam ketika satu dua orang atau teman kami belum ada jemputan kami boncengan bahkan sampai tiga orang dalam satu kendaraan (sepeda motor).

Dari situ, tidak ada lagi yang berjalan kaki karena semua sudah ada kendaraan baik yang memiliki kendaraan pribadi maupun kendaraan sewa.

Tidak terasa kami telah memasuki satu tahun. Dan hal yang kami tunggu yaitu pengumuman naik kelas. Tapi, soal rengking nilai tertinggi di kelas tidak di umumkan yang ada hanya pengumuman dalam hal siap naik kelas. Dan kabar gembira pun datang menghampiri kami yaitu semua naik kelas.

Namun, ditengah banyak orang diumumkan dan disebutkan juga juara absen/alpa terbanyak atau juara satu untuk kelas X (sepuluh). Karena siswanya banyak kelas kami dibagi dua kelas yaitu kelas XA dan kelas XB. Kelas XA absen/alpa terbanyak nama saya muncul dan kelas XB nama Heri Djanga.

Sehingga, kami berdua naik kelas bersyarat. Syaratnya adalah tidak boleh lalai absen dan uang komite tidak boleh tertunggak selama 6 bulan, bila kami melanggar itu kami akan di turunkan dari kelas XI ke kelas X (sepuluh). Setelah naik kelas XI (sebelas) beliau dipanggil Sang Kuasa.

Ketika saya memberitahukan bahwa salah satu teman kami meninggal dunia dan karena kepedulian pihak sekola (SMA BPD Tolabit) hari itu (satu hari) kami diliburkan dan mengikuti pemakaman. Sungguh, saya bangga padamu sekolahku.

Namun sangat disayangkan seusai kami lulus sekitar satu tahun kemudian SMA tersebut tutup. Apa karena Kepala Sekolahnya di ganti (dimutasi) shingga sekolah tersebut tutup? Entahlah!

Yang pasti karena dimutasinya Kepala Sekolah sehingga berakibat SMA BPD Tolabit tutup. Selain itu, setelah memutasikan Kepala Sekolah sejak saya naik kelas dua, siswanya mulai berkurang atau pindah ke sekolah lain yang pada akhirnya SMA tersebut pun tutup.


Bailengit, 27 Oktober 2022

Arnol Goleo  [22:07 WIT]

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun