Berdasarkan pengalaman dan fakta di lapangan ASI tidak lagi diberikan kepada bayi. Dan ketika ditanya kepada seorang ibu tidak lagi memberikan ASI. Tentu ada berbagai macam alasan yang akan timbul dari seorang ibu dewasa ini seperti "sufor lebih bergizi, menambah berat badan bayi, lebih cepat memberikan pertumbuhan pada bayi dan lain sebagainya."
Sehingga banyak dari mereka mencari dan memilih sufor yang cocok pada bayi. Ditambahnya lagi, "ASI-nya kurang jadi sebagai alternatif adalah sufor atau karena bekerja, katanya." Saya pikir tidak. Mengapa?
Karena dipilihnya sufor sebagai alternatif atau bahkan utama memberikan kepada bayi karena "malu memberikan ASI kepada bayi di tempat umum." Dan menjaga agar "buah dadanya tetap...."
Orangtua dulu tidak pernah sedikitpun memberikan sufor kepada bayi bahkan anak sudah memasuki usia 1-2 tahun. Bahkan orangtua dulu bukan hanya menyusui bayinya sendiri tetapi bayi ibu orang lain juga ketika ibu si bayi tersebut sedang bekerja di kebun.
Apakah dulu seorang ibu tidak mampu memberikan sufor? Atau orang tua dulu lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan sekarang? Apakah benar sekarang ini seorang ibu tidak atau kurangnya memproduksi ASI seperti orangtua dahulu? Tidak juga.
Bahkan dulu juga, tidak dulu-dulu amat, satu dekade lebih, ada seorang ibu "buah dadanya terkena penyakit tidak memilih sufor sebagai alternatif perkembangan atau pertumbuhan pada bayinya.
Apakah keputusannya itu tidak beresiko atau membahayakan pertumbuhan anak? Tidak. Sebab, sampai sekarang anak tersebut sudah menginjakan kaki di bangku SMA.
Alternatif apa yang diberikan pada bayinya itu untuk dikonsumsi? Yang diberikan adalah minuman air biasa seperti yang kita konsumsi saat ini dan pisang.
Jadi, kenapa sekarang seorang ibu tidak lagi memberikan ASI pada bayi? Yang pasti. Dan itu pasti. Seorang ibu "malu menyusui bayinya di tempat umum dan menjaga agar buah dadanya tetap..." Tetapi bukan kurangnya produksi ASI, titik.
Bailengit, 06 Oktober 2022
Arnol Goleo  [02:37]