Mendengar kalimat dukun pastinya banyak yang berkonotasi negatif. "Penyembahan berhala, pemuja setan, dan berbagai macam pendapat yang digelontorkan." Itu pasti. Sebab, manusia modern saat ini segala sesuatu banyak dikaitkan dengan "agama."
Sekarang, kita mundur beberapa dekade saja sebelum adanya rumah sakit, dokter, dan bidan. Bagaimana nasib para ibu hamil waktu melahirkan sebelum adanya rumah sakit atau dokter atau bidan dan lain-lain? Kemudian, apa yang Anda pahami ketika mendengar kalimat mantra?
Bila mantra adalah meminta pada sesuatu yang gaib atau "setan." Pertanyaannya: Apa Anda pernah mendengar langsung bahwa dukun membacakan mantra dan meminta kuasa yang lain? Bagaimana dengan di awal mantra "bismillah" atau di akhir mantra "Jou barakati?"
Kalimat Jou barakati menunjukkan bahwa meminta pada Sang Kuasa, Sang Pemilik alam semesta. Jou Barakati sendiri bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang berarti 'Tuhan Memberkati.'
Jadi, dukun memuja pada siapa? Sesuatu yang gaib atau goib, dukun yang mana? Apakah semua dukun sama? Termasuk dukun beranak atau tukang urut yang menggunakan ramuan akar-akaran?
Sederhananya begini. "Jika dukun meminta pada sesuatu yang gaib (setan) dan mencelakakan orang. Bagaimana dengan manusia yang lain di pandang mulia tapi mengajarkan pada hal yang tidak benar untuk kepentingannya sendiri, bukankan itu juga sama mencelakakan orang lain?"
"Bukankan dukun beranak dan pengobatan tradisional lainnya itu ada untuk meringankan beban dokter, bidan yang ada di rumah sakit? Apa mereka sanggup menangani ketika semua orang sakit di bawa di rumah sakit?"
Bailengit, 21 September 2022
Arnol Goleo  [09:56]