Ibunya Putri takut mendekati pria yang pingsan itu. Karena ia takut kalau pria itu hanya pura-pura pingsan.
Berselang beberapa menit, Mey berusaha mendekat membangunkannya pria tersebut namun pria tidak bergerak sedikitpun.
Mey mengangkat pria itu dibantu oleh Putri dibaringkan di atas tempat tidur kemudian Mey mengambil dedaunan lalu ditumbuk sampai halus dan di tempelkan di kepala pria tersebut.
***
Pria itupun siuman dari pingsannya. "Saya di mana ini dan kalian siapa?"
"Kemarin bapak pingsan makanya saya berikan obat dedaunan lalu saya tumbuk halus dan tempelkan di dahi bapak. Syukurlah bapak sudah siuman!"
Kami kuatir sebab semalam bapak tidak sadarkan diri jatuh tergeletak dengan lumuran darah.
"Kenapa bapak bisa ada di hutan ini? Sepertinya bapak bukan orang desa sini?"
"Pria itu tak menjawab pertanyaan Mey."
Bolehkah saya nginap semalam lagi di sini sampai saya benar-benar sembuh total?
Boleh pak!
Mey bangun mengambil sepotong ubi kayu dan pisang diberikan kepada pria itu. "Ini ada ubi dan pisang, bapak makan dulu. Maaf makan kami hanya ini seadanya."
"Tidak apa bu, terima kasih."
Esok hari pria itu minta pamitan pada Mey dan Putri. Ia memberikan sepenggal kertas lalu pergi meninggalkan mereka.
Bailengit, 31 Agustus 2022
Arnol Goleo