Menunggu rezeki tak kunjung datang
Berpindah lagi ke tempat yang berbeda mengemis rezeki
Menunggu bapa yang berkantong tebal!
Bila malam ini tak dapat
Esoknya kucari lagi
Begitulah pekerjaanku setiap hari
Andai saja aku seperti mereka
Duduk di belakang meja, kursi berputar
Tanpa mencari rezeki
Rezeki datang dengan sendirinya
Namun apa dikata
Itu hanyalah mimpi
Mimpi yang tak mungkin terwujud
Bagi mereka yang melihatku berdiri di lorong-lorong kecil, seperti sampah!
Sampah yang tak mungkin didaur ulang
"Maafkan aku Tuhan
Tubuh yang indah ini ku gadaikan demi selembar kertas"
Selembar kertas demi makanku sehari.
Dasi bermerek
Duduk di ruangan ber-AC
Namun korupsi
Merampas yang bukan haknya
Apa bedanya aku dengan mereka?
Bailengit, 21 Agustus 2022
Arnol Goleo
Baca juga:
Puisi pilihan: Membunuhku Tanpa
             Menyentuh