Armand menatap Raka dengan tatapan liar dan beringas , dari air muka Armand menunjukkan bahwa dia berambisi sekali ingin membunuh dirinya .
" Jadi kau mau membunuh kami hanya karena dendam masa lalumu , tapi kenapa ? "
" DIAM ! ORANG S'PERTI KALIAN TIDAK TAHU APA - APA BAGAIMANA RASA NYA KEHILANGAN ORANG YANG KALIAN SAYANGI !! LEBIH BAIK PERSIAPKAN DIRI KALIAN UNTUK MATI !!! " gertak Armand .
" Jadi kalau kau membunuh kami semua hanya karena kami semua mengingatkanmu pada masa lalu mu ?! Jika Rania melihat semua ini , apakah dia akan senang dengan semua perbuatan yang kau lakukan selama ini ? "
" DIAM !!! SEKALI LAGI KAU SEBUT NAMA DIA , AKU TAKKAN SEGAN UNTUK MENCABIK - CABIK DADAMU !!! "
Raka melihat sepertinya percuma berbicara baik - baik dengannya , hati nuraninya sudah terbakar api dendam . Sekarang , yang bisa dia lakukan hanya bersiaga , manakala Armand akan menyerangnya dengan cepat .
Tanpa diduga , Armand mengayunkan pisau itu ke arah nya , tapi dapat dihindari dengan elakan kepala yang begitu cepat .
Di tengah pertarungan mereka , Armand mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan sadarkan diri , namun dengan keadaan mulut masih diikat dengan kain . Ternyata , Rahel juga sudah sadar . Rahel hanya bisa menjerit tertahan melihat Raka bertarung dengan Armand .
Agun mencoba memanggil Rahel dan dia mendengarkannya . Agun mengisyratkan agar mengambil pisau kecil yang terselip di kantong belakang celana nya . Memang agak susah mengambil pisau yang berada di kantong belakang nya , dengan posisi tangan diikat saling membelakangi , Rahel dengan sabarnya mencoba meraih ujung pisau itu sedikit demi sedikit dengan tangannya dan akhirnya bisa .
Diberikannya pisau itu kepadaAgun untuk membuka tali pengikatnya . Perlahan diiris - iris nya tali itu yang tak begitu tebal dan tali itu terputus dan dibuang nya sumpalan kain tersebut dari mulut nya . Agun yang sudah terlepas , langsung cepat melepaskan Rahel . Dibuangnya sumpalan kain di mulutnya .
" Cepat , Gun .. " kata Rahel .
Sambil memotong tali itu , Agun & Rahel melihat pertarungan mereka begitu sengit dan penuh perlawanan . Raka terlihat begitu kesulitan membalas serangan Armand yang tertubi - tubi . Dia hanya bisa mengelak & menangkis semua serangan nya agar tidak mengenai tubuhnya . Dia hanya bisa menunggu timing yang tepat untuk melancarkan serangannya pada Armand . Tak sengaja , pandangannya tertuju pada tempat Agun , di mana keduanya sudah melepaskan diri dari ikatan tali yang mengikatmereka .
" RAKA ! AWAS ! " teriak Rahel .
Terlihat sedikit lengah , Armand memanfaatkan celah untuk melukai tangan Raka .
"Akh !! "
" RAKAA ! "
Pisau itu menggores pergelangan tangan Raka dan membuat luka yang sedikit menganga , mengeluarkan banyak darah . Armand yang berhasil melukai tangan Raka . Dia meringis kesakitan akibat luka gores pisau itu . Melihat kondisi Raka yang terlihat kesakitan , Armand ingin mengambil celah lagi , mencoba menikam perut Raka dengan pisaunya .
Dengan sigap , Agun menendang tangan Armand sehingga pisau itu terpental . Agun langsung memukul pipi kanan - kiri nya sehingga membuat dirinya meringis kesakitan . Tak ingin memberi kesempatan memukul , Agun langsung memukul perut nya .
" CEPAT PERGI DARI SINI ! CARI BANTUAN ! BIAR AKU SAJA YANG MENGHADAPI ORANG INI ! " seru Agun .
Mendengar yang dikatakan Agun , mereka segera pergi dari tempat itu dan membiarkan Agun mengurus orang itu .Mereka segera menaiki tangga dan keluar dari rumah untuk mencari bantuan .
Tiba - tiba , Armand memukul telak dagu Agun dan membuatnya mulai kehilangan keseimbangan . Melihat lawan nya mulai goyah , Armand menyabet pergelangan tangan dan kakinya . Sabetan itu terasa perih , menyobek daging dan mengeluarkan darah . Di saat Agun meringis kesakitan di tangan& kakinya , sebuah tendangan mendarat di wajah & sepakan kaki mengenai perutnya membuat dirinya tumbang .
Melihat lawan nya tak berdaya lagi , Armand langsung bergegas memburu kedua "mangsa" nya tersebut
" KALIAN BERDUA TAKKAN BISA LARI DARI PULAU INI ! " pekik Armand , matanya melotot memandang dengan jelalatan sekelilingnya manatahu mereka berdua masih berada di sekitar sana .
Sementara itu , Agun masih tergeletak tak sadarkan diri . Sebuah ruangan yang bercahaya menyilaukan mata Agun dan membuatnya terbangun . Kemudian , dia berdiri dan melihat ada sebuah cahaya yang sangat terang di depannya . Cahaya itu seakan menyuruhnya untuk pergi ke sana . Kakinya bergerak dan mulai mendekati cahaya itu . Selangkah demi selangkah , dia hampir sampai ke cahaya itu , tiba - tiba , dia mendengar suara desahan nafas yang tak beraturan seperti orang yang mengikuti lomba lari marathon .
" Suara apa itu ? S'perti suara desahan nafas ? Tapi siapa ? " suara itu mengalihkan perhatiannya .
Ruangan bercahaya itu tiba - tiba berubah menjadi gelap pekat . Ini membuat Agun mulai panik dan gelisah . Dia mencoba menarik napas dalam - dalam dan membuang dengan satu hembusan besar . Ruangan gelap itu berubah menjadi sebuah layar lebar yang memproyeksikan apa yang terjadi di sekitarnya .
" I...i..tu Raka & Rahel ! " dia melihat kedua temannya itu sedang berlari dan sesekali menengok ke belakang s'perti dikejar oleh  ' sesuatu ' .
" Dan itu .. "
Dia begitu terkejut , matanya melotot memandang Armand , raut wajahnya picik dan penuh amarah . Menggenggam erat sebuah pisau di tangannya . Pasti inilah yang membuat kedua temannya itu berlari tergesa - gesa . Layar itu seketika hilang dan ruangan itu kembali gelap seperti semula .
" Aku harus menolong mereka , tapi bagaimana aku bisa keluar dari sini ? "
Agun mencoba memejamkan matanya . Dalam hati , dia menyugestikan bahwa dia akan keluar dari sana .
" Aku harus menyelamatkan mereka .. " kalimat itu terus berulang - ulang diucapkan dalam hatinya . Terus menerus diucapkan hingga membuat dirinya tersentak . Ia merasa rohnya yang melayang jauh entah ke mana - mana , kini sudah kembali ke tubuh asalnya .
Dia mencoba bangkit tapi rasa sakit masih terasa di bagian kaki dan tangannya . Ia melihat darah yang keluar dari kaki dan tangannya membasahi lantai , tapi luka itu sudah mengering . Agun masih mencoba menopang dirinya agar tidak goyah karena kehabisan cukup banyak darah . Meskipun pandangannya agak kabur , ia mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk 'menghabisi' Armand . Ia menemukan sebilah pedang panjang berkilap tidak jauh dari sisinya dan mengambilnya .
" Tunggu aku ... Raka ... Tunggu aku ... Rahel aku akan menyelamatkan kalian .. " kata Agun dalam hatinya .
Agun menaiki tangga kecil itu dengan langkah tergontai - gontai menyusul teman - temannya .
Raka & Rahel masih dalam perjalanan menuju desa Baturaja untuk mencari bantuan . Keduanya terus berlari dengan napas terengah - engah sesekali melihat kebelakang , apakah Armand masih mengejar mereka .
" Hel .. kita berhenti dulu di sini ... aku sudah sangat capek ... " wajah Raka terlihat pucat karna kehilangan banyak darah , desah nafas nya tak beraturan .
Rahel yang mengerti kondisi Raka , mengambil tempat istirahat di balik pohon besar , duduk untuk mengambil tenaga , lagipula dirinya juga begitu lelah berlari tak menentu , dikejar - kejar oleh " kematian " .
Raka masih menggenggam tangan nya berharap darah yang mengalir dapat terhenti . Rahel berinisiatif membalut luka di tangan Raka dengan membalut nya dengan sapu tangan miliknya . Raka membuka tangan nya pelan - pelan dan darah di sekitar luka nya mulai mengering , walaupun ada saja sedikit darah yang menetes .
Rahel membalut luka nya dengan sangat hati - hati agar tidak membuat nya merasa nyeri .
" Rahel ? " Armand berbicara agak mendesah .
" Ada apa Rang ? "
" Aku cuma ingin minta maaf ... "
" Minta maaf kenapa ? "
" Membuat liburan ini jadi malapetaka buat kita semua . Seharusnya aku mendengarkan kata - kata dari ibu , Satrio dan pak supir itu dari awal ,mungkin takkan terjadi hal seperti ini ... "
"Sekarang bukan waktu nya untuk menyesal , Rak . Kita harus cari bantuan apapun & segera menangkap psikopatitu . "
" Ya kamu benar . Ayo kita pergi dari sini . Lagipula luka ini sudah tak terasa sakit lagi . Ayo . "
Sebelum mereka hendak beranjak dari sana , tiba - tiba dari balik pohon sebuah pisau menancap .
" RUPANYA KALIAN DI SINI ?! KALIAN TAK BISA KE MANA LAGI ! KALI INI KALIAN AKAN KUHABISI !! " seringai Armand .
Raka & Rahel terkejut dengan kedatangan Armand yang tanpa mereka ketahui sudah ada di belakang mereka . Ternyata Armand bisa mengetahui keberadaan mereka karena darah Raka menetes di sepanjang jalan tadi . Mereka berdua dalam keadaan terpojok . Raka menyadari bahwa Armand ingin menghadang mereka agar tidak sampai ke desa untuk mencari bantuan . Terbesit dalam pikiran Raka untuk menghadapi Armand & menyuruh Rahal untuk pergi ke luar pulau untuk memninta bantuan kepada warga desa .
" Rahel , cepat kamu pergi ke sini , sementara aku akan menahan dia di sini ! " Raka berdiri di hadapan Armand .
Rahel agak ragu meninggalkan Raka , tapi itulah yang dikatakan Raka kepada nya , agar cepat mencari bantuan . Belum jauh dia beranjak dari sana , Rahel melihat Raka jatuh tergeletak di tanah .
" RAKAA ! " kakinya lemas bersimpuh ke tanah .
" KINI GILIRANMU SEKARANG ! "
Kini hanya tersisa dia seorang . Teman - teman nya sudah mati di tangan nya & dia tak tahu apa yang harus dilakukan nya . Rahel terlihat begitu panik & khawatir , berjalan mundur , tapi dia terjatuh tersandung akar pepohonan .
" KAU TAKKAN BISA KE MANA - MANA LAGI ! SUDAH WAKTU NYA KAU MENYUSUL SEMUA TEMAN - TEMAN MU ! LIAT YANG DI SAMPING MU ! "
Rahel melihat Raka yang sudah tergeletak di tanah dengan pisau yang masih menancap di perut nya . Kini dirinya benar - benar sudah berada di ambang pintu kematian . Tak ada harapan lagi . Mungkin sudah waktu malaikat maut menjemput ajalnya .
" Aku mohon kasihanilah aku ... " ujar Rania sambil memelas . Terasa air matanya mulai menetes membasahi wajah ayu nya itu .
Perkataannya sama sekali tak digubris oleh Armand , malah membuat dirinya makain bernafsu untuk membunuhnya . Dia tersenyum jahat dengan tatapan bengis menatap Rahel yang sudah tak punya daya apa - apa . Dengan sigap , kedua tangannya memegang lehernya dan diberdirikannya .
Tangan kasar nya mencengkram leher Rania begitu kuat , sampai - sampai dirinya megap - megap .
" Ya Tuhan to.. to...tolong a..a..aku ... " begitu tersendat dan terbata - bata ucapannya . Dia memasrahkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa kalau dirinya harus mati di tangannya .
Rahel hampir kehabisan nafas dan matanya mulai berkunang - kunang , nafas nya tersengal satu - satu .
Sadar dirinya sudah mendekati ajal , sesosok bayangan putih , kemudian sudah berwujud perempuan , muncul di hadapan Armand . Melihat sosok ini , Armand sontak kaget dan melepas Rahel dari genggaman nya . Rahel juga terkejut mengapa Armand melepaskan cekikannya secara tiba - tiba , tapi hal ini sudah menyelamatkan nyawanya  . Denganlunglai , Rahel menyeret tubuhnya , menuju ke tempat di mana Raka t'lah tewas . Walaupun wajah nya masih terlihat pucat , terbatuk - batuk dan berusaha mengatur irama nafas nya kembali , sambil menangisi mayat Raka , Rahel mencoba mencabut pisau yang masih menancap di perut Raka .
Sementara itu dalam bayangan Armand , ia masih tak percaya dengan apa yang ada di hadapannya . Rania betul - betul berada di depannya .
" Rania , apa yang kamu lakukan di sini ?! Bukannya kamu sudah mati ?! " mata Armand berkaca - kaca menatap Rania .
" Armand , aku senang bisa bertemu dengan mu lagi . Aku ingin bicarakan sesuatu yang penting kepadamu . "
" Apa itu ? Katakan kepadaku ! "
" Hentikan perbuatan mu , Armand . Jangan kau sia - siakan nyawa orang yang tidak berdosa untuk kepuasan dendam mu , Mand . "
" TIDAK , Rania ! Kau tahu betapa berharga nya dirimu terutama pulau ini ! Bagiku pulau ini adalah separuh jiwamu yang pergi setelah Rangga dengan keji membunuh mu . Aku sudah membunuh Rangga dan teman - temannya dengan tanganku sendiri , mereka harus merasakan bagaimana penderitaan yang kaurasakan . Â Kau sudah bersumpah siapapun yang datang ke pulau ini , berarti dia sudah berani mengganggumu ! "
Rahel ketakutan melihat sesosok hantu perempuan yang pernah dia jumpaisewaktu bersama dengan Raka . Penampilannya kalian ini lebih mengerikan , wajahnya pucat tak mengalirkan darah , dada membusuk , berlubangdimakan belatung , berdiri di hadapan Armand .
Di sana , Agun dengan jalan tertatih menuju Armand . Dengan wajah yang babak belur , kaki & tangan yang berlumuran darah kering , memegang erat sebilah pedang.
" Ternyata kau keras kepala juga , Armand . Aku tak tahu lagi apa yang mau kulakukan kepadamu agar kau mengerti . Tapi kau lah yang memilih jalanmu sendiri . Sebelum aku pergi , ada satu hal yang ingin kukatakan sebelum aku pergi ...
Kini aku sudah menyadarinya .. kalau ... Aku .. mencintaimu Armand ...
Maaf aku baru mengatakannya sekarang . Aku tak punya banyak waktu , sampai jumpa Armand ... "
Sosok itu langsung berbalik badan hendak meninggalkan Armand .
" TUNGGU RANIA ! JANGAN TINGGALKAN AKU ! AKU INGIN BERSAMA MU ... Uuhh ...
" DI NERAKA ! "
Tak disangka nya , Agun sudah ada di belakang . Pedang itu sudah menembus dada dan melumuri nya dengan darah segar . Armand melirik ke belakang , memang benar Agun sudah ada di belakang nya , menatapnya penuh amarah .
Dilihatnya lagi ke depan . Sosok Rania sudah melangkah semakin jauh dari pandangannya .
" Rania , apakah aku sudah terlambat untuk kembali ? " gumam Armand .
Agun melepaskan pedang yang menancap di dada Armand . Dengan sisa tenagayang ada , Armand mencoba mengejar Rania yang sudah semakin menjauh . Dengan langkah tertatih , dia berusaha menggapai Rania . Tapi apa dayanya , tubuhnya sudah tak mampu menahan berat badannya , tatap matanya layu , dari bibirnya terdengar suara lenguhan kesakitan amat pilu , akhirnya pandangan matanya gelap seketika dan tubuhnyaambruk mencium permukaan tanah .
Tak lama kemudian , Agun pun juga jatuh pingsan karena kelelahan . Sebelum sosok itu menghilang , makhluk itu tersenyum sambil mengucapkan , " Terima Kasih . Aku hanya ingin menjemput dia ... " Bulu roma Rahel bergidik melihat makhluk itu tersenyum ngeri kepada nya sesaat makhluk halus itu pergi dari hadapannya .
Terlihat dari kejauhan sana sebuah kapal penempang membunyikan suara sirine , seperti nya hendak menuju ke pulau itu . Rahel berlari dan melambai - lambaikan tangan nya agar kapal tersebut menuju ke sana .
Kapal itu akhirnya t'lah merapat ke sana . Beberapa anggota polisi turun dari kapal itu . Terlihat beberapa orang tua turun dan mencari anak mereka . Orang tua Raka yang melihat anaknya tergeletak tak berdaya di pangkuan Rahel , berlari menangis histeris memeluk erat anaknya t'lah tewas .
Para orang tua yang masih mencari - cari anak mereka , bertanya kepada Rania . Tapi Rania pun tak mengetahui di mana keberadaan mereka . Yang terlihat di sana adalah seseorang yang memakai jaket hitam , t'lah tewas , tubuhnya tergeletak mencium permukaan tanah dan juga seorang laki - laki yang tak sadarkan diri.
Beberapa orang tua yang panik dan kalut , segera mendesak pihak kepolisian agar mencari keberadaan anak mereka yang diyakini masih berada di pulau itu . Polisi kemudian masuk menelusuri ke dalam hutan dan menemukan sebuah bangunan rumah yang besar ada di tengah hutan .
Polisi menyusuri sekeliling rumah itu dan menemukan sesuatu yang mencurigakan di belakang rumah itu . Polisi segera membongkar gundukan tanah dan menemukan ada 2 mayat laki - laki dan 2 mayat perempuan sudah membusuk serta sebuah kepala dan badan yang terpisah .
Para orang tua yang berada di belakang polisi tadi , langsung berlari ke depan dan memastikan apa yang telah ditemukan oleh kepolisian . Para orang tua menangisi mayat anak - anak mereka yang sudah membusuk dan hampir tidak dikenali lagi bagaimana wujudnya .
Pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk membawa mereka ke Medan menuju rumah sakit untuk keperluan pemeriksaan dan otopsi . Beberapa polisi masih tinggal di sana untuk melakukan pengkajian dan penyelidikan lebih jauh apa yang sebenarnya terjadi di pulau itu .
Malam hari t'lah tiba . Polisi menghentikan sementara penyelidikan mereka dan melanjutkan nya esok hari . Sinar rembulan menyinari pepohonan rimbun yang ada di bawahnya dan sebuah rumah besar yang menjadi kediaman sosok tak kasat mata . Di sana , terlihat 2 makhluk astral dari dunia lain sedang bercengkrama .
" Armand ? Apakah kita sudah bisa pergi dari dunia ini ? "
" Ya , sepertinya Rangga sudah lama menunggu kita di sana . "
" Kalau begitu , ayo kita pergi . "
Sosok Armand hanya berdehem menanggapi ajakan Rania . Tangan Armand menggenggam erat tangan Rania . Ia hanya tersenyum kecil melihat Armand yang sedang menggenggam tangannya . Tak beberapa lama , kedua sosok itu akhirnya memudar dan kelama - lamaan lenyap begitu saja .