Ribuan kepal berayun mulut-mulut kering meraung tanah-tanah retak beriring langit merah murka tak ciut nyali setia mematuk patuh benak terpaku tak ragu terterungku bebas apa beda jalani waktu selaras irama sepatu jempol dasi-dasi tiada protes ikuti kehendak tuan dalam nikmat tak peduli hikmat tak peduli teriakan keadilan sebab ia hanya palang besi.
Arman Syarif
Jeneponto, 8 Desember 2020
KEMBALI KE ARTIKEL