Yang buta sejarah peradaban
Tak bisa membaca penanda
Tak paham suara, warna, dan simbol
Ha...ha...ha...
Kau sedang melabur langit
Memberi warna suram
Memajang kembali wajah muram zaman usang
Di etalase murahan
Hi...hi...hi...
Berbaju kekinian
Tapi mendendangkan lagu lawas
Berlirik abad kegelapan
Tuk paparkan watakmu yang kuno: memenggal leher peradaban adiluhung
He...he...he...
Kau bakar ribuan markah ingatan
Menghapus jejak aksara leluhur
Lalu membentangkan tirani abad baru
Kau babarkan tubuh keindahan
Di taman-taman kamuflase
Tapi kau sembunyikan wajah keadilan
Yang hampir sakratul maut
Zaman sudah melaju kencang
Kesadaran kian bertunas
Para jelata mulai berubah
Tinggalkan alam pemikiran asing
Kalian masih angkuh tertanam
Di lorong-lorong abad kegelapan
Setia merawat lupa
Puah...
(Catatan langit, 26/08/2019)