Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Gigiku

22 Juni 2019   13:02 Diperbarui: 22 Juni 2019   13:29 55 12
dua puluh tahun yang lalu, gigiku berbaris utuh bagai tombak runcing. separuhnya merupa alat penumbuk padi; alu. apapun yang kusodorkan ke mulut, niscaya tercabik-cabik dan hancur seketika

kini, gigiku mulai kalah, satu persatu berlobang dan raib dikunyah masa. perlahan kenikmatan seolah dicabut. gigiku pun mulai manja, bagai terserang penyakit nepotisme alias pilih-pilih makanan

dan malangnya, gigiku belum mampu menyadarkan hasrat. hasratlah yang menyiksa, ia kerap menggebu-gebu ingin melahap apa saja di saat gigi sudah tak berdaya lagi

(catatan langit, 22 juni 2019)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun