Akupun tak tahan, jika harus berlama-lama di kampung orang. Setiap aku mengayuh becak, yang terbayang hanya wajahmu dan anak kita.
Tapi maafkanlah daku, aku pulang tak membawa sebongkah berlian untukmu. Maafkanlah daku yang tak bisa memberi banyak.
Karenanya, dari lubuk hatiku yang terdalam, kuminta kau tetap menerimaku sayang dengan apa adanya, meski isi dompetku tak setebal dompet orang kaya.
Kuminta kau tetap tersenyum meski hanya selembar saja pakaian baru untukmu dan anak kita.
(Catatan langit, 30 Mei 2019)