Bukankah kau sudah berjanji akan membebaskan kami dari laku semena-mena si C yang selewengkan bantuan beras rakyat miskin. Kan kamu sudah dimandat negara untuk mengawasi. Bukankah kau sudah berjanji akan membangun jalan tani. Bukankah kau sudah berjanji akan memberi alat pembajak sawah dan memperbaiki saluran irigasi.
Apa perlu lagi saya angkat megaphone dan mengorganisir pemuda kampung, lalu mendatangi gedung megahmu untuk berteriak di kupingmu. Agar kau penuhi janji yang sudah empat musim telah membuat kami menapaki lorong waktu dengan terkapar dan mengencangkan ikat pinggang. Janji yang merupakan kewajiban morilmu.
(Catatan langit, 18 April 2019)