Kutegakkan kepalaku di atas sofa: "Daeng Nakku ingin aku jujur? Daeng Nakku ingin aku katakan yang sebenarnya?" tegasku ke dia. "Ya iyalah" katanya. "Baiklah, akan kupaparkan" ujarku.
Ehm....itu mungkin terwujud, tapi sulit. Anda tahu kan, demokrasi sejak pertama kali mekar di Yunani ; demokrasi tua, sudah dipenuhi dengan kebohongan. Filsuf Yunani menyebut pelakunya sebagai demagog; ahli membohongi rakyat melalui pidato.
Sekarang pun, di negeri ini, kebohongan itu bisa bersemi karena derasnya hasrat kuasa yang sulit dibendung...Bisa saja terwujud, jika dalam perhelatan politik, setiap yang berjanji dibuatkan kaidah khusus, bahwa para penebarnya akan mendekam di jeruji besi jika khianati janji.
Memang sih sudah ada kaidah khusus yang siap menjerat pelakunya, tapi itu masih terlalu umum...setelah kuterangkan, akhirnya, Daeng Nakku pun berlalu dari mataku, tanpa pamit, kopi hangat dan ubi goreng ditinggal pergi. Kutahu ia tak sependapat denganku.
(Catatan langit, 18 April 2019)