Planet Bumi merupakan tempat tinggal milyaran makhluk hidup baik itu manusia, hewan , dan tumbuhan. Akibat pertambahan populasi manusia yang terus meningkat dari tahun ke tahun secara tidak langsung mengancam lingkungan yang ada di Bumi. Pohon-pohon yang ada di hutan banyak ditebang akibat kurangnya edukasi ke masyarakat untuk dijual demi alasan kebutuhan hidup. Di laut pun mengalami hal yang sama, banyak koral dan terumbu karang yang rusak akibat faktor alam dan manusia. Koral merupakan salah satu bagian dari ekosistem laut yang sangat penting keberadaannya. Koral menjadi rumah ikan-ikan di laut dan juga tempat berlangsungya simbiosis rantai makanan antara hewan-hewan yang ada di laut dengan kebutuhan pangan bagi manusia. Hal yang tak kalah penting adalah bahwa koral dapat menyerap gas karbondioksida di udara sebanyak 30 persen sebanding dengan pohon-pohon yang ada di hutan. Menanam satu bibit koral manfaatnya sama dengan menanam satu bibit pohon.
Pulau Serangan merupakan Pulau kecil yang berada di selatan Pulau Bali. Beberapa tahun yang lalu Pulau Serangan mengalami proses reklamasi (mengubah wilayah laut menjadi daratan). Bila masyarakat Pulau Bali ke Pulau Serangan untuk sembahyang ke Pura Sakenan dan pulau kampung tidak lagi menggunakan perahu kecil melainkan hanya lewat jalur darat. Walaupun reklamasi mempermudah mobilitas masyarakat Bali untuk berkunjung ke Pulau Serangan, namun ekosistem laut yang ada disana juga mengalami kerusakan. Ikan-ikan yang dahulu sering mampir untuk ditangkap nelayan perlahan mengalami penurunan. Masyarakat Pulau Serangan yang dahulu berprofesi sebagai nelayan, beberapa ada yang mencari profesi lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi masih ada beberapa kelompok nelayan yang tetap bertahan menjadi nelayan dan membudidayakan koral laut.
Rotaract Club of Denpasar Bali sebagai organisasi anak muda berusia 18- 30 tahun yang bernaung dibawah organisasi Rotary Internasional sebagai wujud kepeduliannya terhadap ekosistem laut yang ada di Pulau Serangan, Bali melakukan kegiatan penanaman koral di laut Pulau Serangan pada hari Sabtu (23/11) 2013 bertema ACTION (Adopt Coral Together In-Preserve Our Nature). Kegiatan ACTION yang dilakukan oleh Rotaract Club of Denpasar Bali bekerjasama dengan kelompok nelayanpesisir Karya Segara Kelurahan Serangan, Bali yang diketuai oleh Bapak Wayan Patut. Bapak Wayan Patut pernah mendapat penghargaan Kalpataru atas usahanya untuk pelestarian terhadap terumbu karang dan kuda laut.
Kegiatan ACTION yang dimotori oleh Rotaract Club of Denpasar Bali awalnya mencari adopter coral untuk mengadopsi coral yang akan ditanam di laut Pulau Serangan. Adopter yang mengadopsi coral selain mendapatkan e-certifikat juga berhak memberikana nama kepada koral yang mereka adopsi seperti #raden yang ditempel di kertas anti air. Pada kegiatan ACTION terkumpul 45 koral yang diadopsi untuk selanjutnya ditanam di bawah laut Pulau Serangan. Adopter yang ingin melihat proses penanaman coral juga diperkenankan mengikuti prosesi penanaman coral dibawah laut dengan catatan harus mengikuti aturan yang diumumkan panitia demi keselamatan.
Panitia dan adopter coral berkumpul di Pulau Serangan pada pukl 06.30 wita. Rombongan disambut oleh Bapak Wayan Patut dan kelompok nelayan Karya Segara di lokasi budi daya kuda laut. Disini Bapak Wayan Patut menjelaskan awal beliau membudidayakan koral, kuda laut, pentingya menanam coral dilaut, penghargaan Kalpataru yang beliau terima dari Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada 7 Juni 2011, dan juga lokasi penanaman koral. Pukul 07.00 rombongan panitia Rotaract Club of Denpasar Bali beserta adopter koral diajak Bapak Wayan Patut ke dermaga kecil untuk menaiki perahu boat menuju Green Island. Green Island adalah lokasi wisata berupa daratan buatan yang terbuat dari kumpulan kayu yang disusun seperti rakit. Sesampai di Green Island rombongan dan adopter mengisi surat pernyataan keselamatan.
Green Island letaknya di utara Pulau Serangan. Di Green Island kita bisa melihat hewan laut yang di budi dayakan seperti hiu, bintang laut, dan penyu. Anda juga dapat menikmati pijat refleksi kaki ikan-ikan kecil. Ada juga disewakan fasilitas permainan air seperti bola air, pyramid, diving, dan norkeling. Bila lapar ada juga restaurant yang menjual masakan sea food. Jarak antara Pulau Serangan dan Green Island dapat ditempuh dalam tempo 4 menit. Di Green Island Bapak Wayan Patut kembali membagikan ilmunya mengenai seluk –beluk koral diantaranya bahwa sebenarnya coral bukanlah tanaman melainkan hewan laut yang bersimbosis dengan alga laut, tata cara penanaman koral, abahan yang digunakan untuk menanam coral seperti cetakan yang terbuat dari semen khusus, teknik memotong coral untuk diperbanyak, kode kertas penamaan coral yang menunjukan waktu dan total koral yang akan ditanam, serta fakta bahwa apabila kita menanam 1 meter persegi ekosistem coral dalam sebulan dapat menyerap 15 kg gas karbondioksida (melalui cek dilabolatorium).
Dua puluh menit kemudian rombongan menaiki kapal boat untuk ke lokasi penanaman coral di bawah laut. Para panitia ACTION dari Rotaract Club of Denpasar Bali dan adopter coral menggunakan life jacket (pelampung). Jarak antara Green Island dari lokasi penanaman coral ditengah laut kurang lebih 2 menit saja. Para Nelayan dari Kelompok Nelayan Karya Segara yang membantu memasukan coral ke bawah laut. Panitia dan adopter dapat melihat prosesi tersebut dengan alat-alat snorkeling. Panitia dan adopter dapat melihat coral yang telah ditanam dan telah tumbuh. Setelah prosesi penanaman coral selesai panita dan adopter bisa bermain snorkeling selama 30 menit. Pukul 10.00 wita rombongan yang menggunakan dua kapal boat kembali ke Green Island untuk santap siang dan mencoba wahana yang disewakan. Pukul 11.00 rombongan pantia dan adopter kembali ke dermaga di Pulau Serangan. Kegiatan ACTION ditutup dengan foto bersama dengan Bapak Wayan Patut.