Sehari yang lalu (1/10) 2014 si Pak De Santoso ini tak ada angin dan tak ada hujan menghubungi Bunda melalui telepon rumah. Tanpa menanyakan kabar bunda dan keluarganya si sepupu Bunda ini langsung tanpa mengucapkan salam di telepon meminta dana kepada Bunda. Ia mengatakan untuk meminta dana seribu dua ribu. Maksudnya adalah bila diartikan dana yang diminta satu atau dua juta saja. Bunda pun menolak dengan halus karena Bunda memang tidak memiliki dana yang disebutkan. Si Pak De Santoso ini menceritakan bahwa ia bangkrut dikarenakan istri ketiganya kalah dalam bursa pencalonan pemilu legislatif di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Bunda sudah mengatakan tidak memiliki dana yang disebutkan, namun sepupu Bunda ini terus mendesak dan meminta nomoer telepon genggam Bunda.
Bunda memberikan nomer teleponnya karena tidak ingin rebut denga sepupunya. Sepupus Bunda terus mengejar dan tetap meminta dana yang dimaksud dengan memberikan nomer rekeningnya. Nah, ia pun terus menghubungi nomer telepon rumah setelah percakapan telepon kedua dihentikan. Telepon kedua penulis yang mengangkat, Si sepupu Bunda dengan tidak sopan membentak penulis dan meminta dana yang dimaksud. Penulis masih sabar dan mengatakan bahwa memamng bunda tidak memiliki dana yang diminta. Langsung si sepupu bunda ini memutukan percakapan tanpa mengucapkan kata maaf atau terimakasih. Penulis heran dengan sepupu bunda yang aneh ini. Baru mengenal dan menghubungi saudaranya bila butuh bantuan. Harusnya silaturahmi dijaga dengan baik. Mungkin saja apabila si sepupu bunda ini menang menjadi anggota legislatif tingkah polahnya akan arogan dan cenderung ingin menguasai. Tapi rupanya Tuhan tidak menghendaki si sepupu Bunda menjadi anggota lesgislatif. Apa jadinya kursi dewan diduduki oleh manusia yang memiliki sikap seperti ini.