Alasan demonstrasi tersebut dilakukan untuk menuntut agar orang-orang PSSI tidak datang ke tanah Papua, sebelum PSSI membereskan dualisme kompetisi di Indonesia. Sebelumnya, rencana demo tersebut simak tulisan sebelumnya ( Tim Kursus Pelatih PSSI Bakal di Tolak Suporter Papua ).
Terakit kursus dan kepelatihan, dilakukan di Lapangan Sepakbola Akademi Sepak bola Emsyk Waena Jayapura Papua. Penanggungjawab kegiatan ini dari Asosiasi Mantan Pemain Persipura (AMPP) yang juga menggagas coaching clinic dengan mendatangkan mantan pelatih timnas Wim Rijsbergen untuk mengunjungi Papua. Menurut direktur Akademi Sepakbola Emsyk Benny Pepuho bahwa "Kegiatan ini akan berlangsung di Lapangan Emsyk. Coaching clinic ini khusus bagi pelatih," tutur Pepuho.
Reaksi penolakan suporter Papua terhadap utusan PSSI merupakan dampak yang terjadi akibat dualisme kompetisi bahkan atap sepak bola Indonesia sekarang belum menyatu dalam suatu keutuhan sepak bola. FIFA sendiri memastikan bahwa penyelesaian sepak bola di Indonesia diselesaikan lewat kongres tahunan. Desakan FIFA bukan hal baru, tetapi merupakan diskursur kisruh yang akhir-akhir ini muncul akibat belum digelarnya kongres tahunan PSSI untuk menetapkan arah kebijakan sepak bola kedepan.
Mungkinkan konflik berakhir dalam kongres tahunan?. Ya kalau organisasi sepak bola versi Johar Arifin saja yang ikut kongres tahunan bisa saja berhasil, tetapi kongres tahunan di minta FIFA untuk membereskan masalah di tubuh PSSI. Bagaimanapun juga, 452 suara yang tergabung dalam KPSI tidak mudah di redam begitu saja lalu mengatakan masalalah selesai.
Saya pikir janganlah ada sanksi dari FIFA berupa pembekuan federasai Indonesia, agar kita-kita di Pengamat Sepak Bola Kompasiana ( PSK ) terus ada diskusi soal sepak bola tanah air, hehhe. Lagian, masa sih mengamati sepak bola luar mlulu, dalam negeri donk.
Video demo versi media nasional disini:
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/01/18/143604/Pendukung-Persipura-Usir-PSSI-dari-Jayapura/6