Sejarah kemenangan indonesia di arena sepak bola asean, juara sepak bola diraih seketika tim skuad garuda diperkuat oleh paling tidak lima pemain asal tanah Papua. Timo Kapissa dkk menjuarai juara bola kaki di sea games 1987. Timnas Indonesia mengawali langkah di SEA Games pada 1977 di Kuala Lumpur. Sebelumnya, saat kejuaraan ini bernama South East Asian Peninsular Games (SEAP Games), Indonesia tidak mengirimkan wakil untuk cabang sepak bola. Dalam keikutsertaan yang pertama itu, Tim Merah Putih sanggup menembus babak semifinal, namun gagal mendapatkan medali perunggu. Setelah meraih medali perak pada 1979, dan perunggu pada 1981, timnas akhirnya berhasil meraih medali emas pertamanya pada 1987 saat menjadi tuan rumah. Di babak final yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Indonesia mengalahkan Malaysia 1-0 lewat gol tunggal Ribut Waidi menit ke-91. Prestasi selanjutnya timnas indonesia, Berikut Prestasi Indonesia di ajang SEA Games ( Versi: Viva News.com ) ; 1977 Semifinal, 1979 Medali perak, 1981 Medali perunggu, 1983 Penyisihan grup, 1985 Semifinal, 1987 Medali emas, 1989 Medali perunggu, 1991 Medali emas, 1993 Semifinal, 1995 Penyisihan grup, 1997 Medali perak, 1999 Medali perunggu, Sejak 2001 diwakili timnas U-23; 2001 Semifinal, 2003 Penyisihan grup, 2005 Semifinal, 2007 Penyisihan grup, 2009 Penyisihan grup.
Indonesia tanpa Papua tidak kuat?
Ajang Sea Games 2011 sekarang publik menyaksikan bagaimana quarted Papua; Tibo, Okto, Patrich dan Lukman menggiring bola dengan gaya dan raga yang secantik indahnya burung cenderawasih seketika menari di atas pohon. Ketika mengisi gol, Patrich maupun Tibo berjoget ala Papua, sambil mengayunkan tangan kepada suporter garuda muda di pinggir lapangan. Apa sih yang bikin anak-anak Papua begitu lihai menggiring bola lalu dengan nalurinya mereka mampu isi gol?
Spirit bola untuk anak-anak muda Papua pertama kalinya dicetuskan oleh " Tim Mutiara Hitam-Persipura". Club asal Papua yang sekarang sudah tiga kali menjuarai liga Indonesia ini, membangunkan motivasi anak-anak muda Papua yang secara alamiah punya talenta bermain bola kaki. Berbeda dengan klub lainya di Indonesia, Persipura merupakan tim yang " tahan banting ". Jaman Suharto, pemain persipura di cap sebagai Separatis. Akibatnya sebagian pemain lari keluar negri lalu menetap di Belanda sampai akhir hidup. Nasib yang dialami persipura dimasa lalu itu membuat trauma tersendiri bagi anak-anak Papua.
Bahkan, pemerintah pusat pun selalu ragu melibatkan pemain asal Papua di kancah Timnas Merah Putih. Jika sekarang sering terdengar kalau pemain Papua tidak disiplin ikut latihan, itu hanya faktor teksnis saja, bukan berarti mereka tidak sanggup main bola kaki. Sekarang, kejayaan persipura yang tetap eksis walau banyak godaan politisnya ini, Papua sekarang menjadi surga permainan bola kaki. Setiap sore, pagi, libur maupun tidak, malam hari, anak-anak Papua berlomba-lomba main bola. Jayapura dan kota-kota lainnya di Papua penuh dengan aktivitas bola kaki. Maka jangan heran kalau di Papua " semangat persipura " lebih banyak daripada semangat 45.
Cenderawasih bisa ditemukan di pohon-pohon dihutan Papua, walaupun jumlahnya sudah berkurang. Tetapi burung surga itu tidak saja namanya yang ada, tetapi wujud nyata. Berbeda dengan garuda yang sekarang didengungkan hanya sebagai simbol-simbol negara Indonesia. Sampai kostum timnas indonesia pun menggunakan lambang burung garuda, baik garuda muda ( Timnas Yunior ) maupun Garuda Senior.
Gol...Gol...Gol...Tibo...ko pangaruh. Ko bikin Papua yang dianggap jelek dari sisi politisnya engkau hapus semuanya itu, walaupun ko tra mengerti politik seperti orang-orang Papua lainnya. Engkaulah anak Papua, bumi cenderawasihmu, disanalah datang seorang " Boas Salossa " , "Titus Bonai ", " Patrich Wanggai ", " Okto Maniai ". Kehebatan kalian di lapangan hijau bikin mahasiswa di beberapa kampus tertentu yang selama ini pikir bahwa Papua itu negara Papua nugini, padahal bagian dari Indonesia. Kehadiran anda di kancah sepak bola bikin dunia heran kalau di Indonesia ada warga negara kulit hitam. Datang dari bumi cenderawasih Papua dengan " hati " yang tulus membela "garuda " muda lewat kostum kebanggaan dunia pecinta sepak bola tanah air, kegaduhan pendukung setia tim garuda kian nyaring seketika hatimu yang tulus itu mencetak gol. Bravo!