KOMENTAR
Puisi
Di Sini Kita Mati Sejati: Episode Ultah Rangkat
3 Oktober 2011 05:47
Diperbarui: 26 Juni 2015 01:23
122
9
...di sini kita kembali, ...di sini kita berdiri, ...di sini kita berlari, berhembus di hampar warna kupu-kupu, di bumi rangkat pertiwi yang hijau merdu, berpilar pelangi, berdinding cahya mentari, berkaca purnama dan kejora indah harmoni, di sini kita memeluk manis embun di guguran daun-daun cemara dan mahoni, berbulir di elok cakrawala yang bergulir, tersembul dalam ranum di kabut bersemi bersama lincah kelopak dan kumbang yang menari, di sini kita adalah berkarya, di sini kita selamanya bernyanyi, di sini kita berdansa di balik lingkar indah gulma yang mesra, ...yang kasmaran, ...yang tak berkasta, ...yang selalu di sejuk lindung kubah martapada dalam garis-garis istiwa, di inkarnasi primordial yang tergrafir di antara gambang anyelir dan tembang kembang siloka, ...angin-angin rindu; bercengkrama di pelupuk dewana, ...embun-embun cinta; berceloteh di beranda ajura, mengawali hari di permadani luhur adiperkasa, menghantar mimpi akan kalimat abadi yang bersama kita cipta di ujung tinta di atas kanvas semesta... ...di sini kita kembali, ...di sini kita berdiri, ...di sini kita berlari, dan ...di sini kita mati sejati, ...di sini, di bumi rangkat pertiwi...
KEMBALI KE ARTIKEL