Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Perbatasan

3 Maret 2014   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:17 22 0
sejenak kutatap mega berarak
putih warna membiru angkasa
pudar warna hitam mendung berselerak
menahan rinai mata tak kuasa

ingin tertahan langkah berlari
pagi tak kuasa untuk selamanya meminta
sembunyikan kehangatan sinar mentari
walau tertutup tirai kabut tercipta

warna ada penghias merias hari
tersesat labirin intropeksi diri
bukan tentang setangkai mawar penuh duri
tapi cerita cermin retak condong kemari

buah berharga di cincang dibuang
menanam tidak, merawat enggan
memandang buas singkir kasar penghalang
adiktif perasa berhala sesembahan angan

buasnya liar ingat penyusuan
mesra hangat dinding perlindungan
sempurna angkuh mengemuka simpan nurani
sesaat iya selanjutnya bagai anai anai

pingir rimba,03,maret,2014

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun