Dari seluruh proses belajar sebelumnya, buatlah kesimpulan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut:
- Apa yang Anda pahami setelah mempelajari mengenai status sosial-ekonomi (SES)? Apa pentingnya hal ini bagi proses pengajaran yang Anda jalani?
Jawaban:
Status sosial ekonomi (SES) adalah cara mengelompokkan individu atau keluarga berdasarkan kemampuan ekonomi dan status sosialnya. Status sosial ekonomi (SES) tentu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pola perkembangan siswa, khususnya di sekolah, dan mereka diperlakukan sama meskipun masih bersekolah. SES juga mempengaruhi pemikiran, kreativitas, sikap,  kecerdasan, dan nilai-nilai siswa. Mengetahui hal ini, kita sebagai guru  tidak boleh menciptakan hambatan bagi siswa kita berdasarkan kesenjangan SES. Selain itu setelah mempelajari tentang Status Sosial Ekonomi (SES), saya menemukan bahwa SES merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan seseorang. Artinya, anak-anak yang lahir dari keluarga yang lebih mampu secara  ekonomi mempunyai peluang lebih besar untuk berhasil secara akademis. Namun dampak status sosial ekonomi terhadap prestasi akademik siswa berbeda-beda. Untuk memahami peran status sosial-ekonomi dalam keberhasilan pendidikan, pertama-tama kita perlu memahami bagaimana status sosial-ekonomi mencakup berbagai aspek kehidupan siswa dan bagaimana status sosial-ekonomi dapat mempengaruhi hasil akademik. - Apa yang Anda pahami terkait dua konsep utama teori sosiokultural, yaitu sebagai alat psikologis dan mediasi, dan bagaimana konsep-konsep ini selanjutnya dapat berkontribusi pada teori pembelajaran dan pengajaran?
Jawaban:
Teori sosiokultural merupakan teori yang menggunakan praktik sebagai sarana  pembelajaran. Teori ini menerapkan pengalaman selama belajar, sehingga praktik yang diperoleh siswa akan berbeda-beda tergantung pengalaman tersebut. Mediasi telah menjadi kata kunci dalam berbagai penelitian baru-baru ini, beberapa di antaranya terinspirasi oleh teori Vygotsky dan lainnya dikembangkan secara independen (misalnya Feuerstein, 1990). Kita dapat  membedakan dua aspek mediasi: aspek manusiawi dan simbolik. Pendekatan yang berfokus pada mediator manusia biasanya melibatkan orang  dewasa untuk meningkatkan kinerja anak-anak. Mereka yang fokus pada  aspek simbolik dari  fokus pada perubahan  kinerja anak-anak yang disebabkan oleh pengenalan alat simbolik  yang memediasi. Alat psikologis merupakan alat pengukuran yang objektif dan terstandarisasi terhadap sampel perilaku tertentu. Perspektif alat psikologis memberikan seperangkat prinsip yang cocok untuk merancang program intervensi  kognitif baru yang menggabungkan pendekatan MLE dengan alat psikologis.
Teori sosiokultural  menunjukkan bahwa gaya mediasi manusia tidak dapat dipahami sepenuhnya kecuali peran mediator simbolik yang tersedia diketahui. Artinya  mediasi manusia dan mediasi simbolik tidak dapat dipisahkan dan harus berjalan bersama-sama. Perangkat simbolik (huruf, kode, simbol matematika, dll.) tidak mempunyai makna di  luar konvensi budaya yang memberi makna dan tujuan pada perangkat tersebut. Jika tujuan-tujuan ini tidak dikomunikasikan secara memadai kepada pelajar, pemahaman yang tepat  tentang fungsi instrumental dari alat tersebut mungkin akan hilang. Faktanya, konsep mediasi dan alat psikologi memberikan kontribusi yang signifikan terhadap teori belajar dan mengajar, karena tujuan pembelajaran adalah membuat siswa memahami materi yang akan dipelajari. Alat mediasi dan  psikologis  membantu siswa memahami konten membaca, menulis, matematika, dan sains. Konsep ini memberikan kontribusi terhadap teori belajar dan mengajar mengingat sifat pribadi dan sosiokultural proses belajar siswa. Oleh karena itu, Vygotsky mengkonseptualisasikan pentingnya memahami aspek personal dan sosiokultural dari situasi belajar dengan memahami alat psikologis dan konsep mediasi. Dalam konsep ini guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang mendampingi siswa dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru hendaknya mengoptimalkan penggunaan alat psikologis dan  simbolik di kalangan siswa agar pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Alat psikologis ini akan memotivasi guru untuk memberi kepada siswa dan membantu siswa mengembangkan semangat belajar. Alat simbolik  kini menjadi bagian dari lembaga dan sarana  prasarana pembelajaran. Alat simbolik dapat digunakan dalam bentuk yang menggunakan teknologi canggih yang dapat menunjang pembelajaran seperti: komputer, proyektor dll.
- Bagaimana menurut Anda penerapan konsep tersebut dalam pendidikan di Indonesia? Silahkan berdiskusi dengan mencari referensi yang ada dalam konteks pengajaran serta pembelajaran di Indonesia.
Jawaban:
Penerapan konsep sosiokultural dalam proses belajar mengajar di Indonesia sangat mungkin dan  mungkin perlu dilakukan. Hal ini disebabkan tingginya keragaman daerah di Indonesia sehingga mempengaruhi kondisi sosial budaya antara satu daerah dengan daerah lainnya sehingga menimbulkan perbedaan yang nyata. Dengan memperhatikan fakta tersebut, sebanyak siswa mulai menggunakan konsep sosiokultural dalam pembelajarannya. Selain kepedulian terhadap lingkungan (terkait nilai-nilai luhur budaya), pendekatan sosiokultural juga membantu dalam menyerap informasi selama pembelajaran dan memastikan proses pembelajaran melalui berjalan maksimal. - Apa saja yang dapat Anda terapkan nantinya sebagai guru terkait pemahaman Anda?
Jawaban:
Hal yang saya terapkan nantinya sebagai guru yakni melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning) dengan memperhatikan karakteristik siswa, budaya sosial  yang berkembang di wilayah tersebut, dan status sosial ekonomi siswa. - Bagaimana Anda memandang kesiapan Anda sebagai guru dengan memahami konsep tersebut?
Jawaban:
Dengan memahami konsep-konsep yang dijelaskan pada materi ini, maka saya akan mampu membimbing, mendorong dan membimbing peserta didik yang berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri dan mampu bekerjasama sebagai satu kesatuan dalam proses pembelajaran. Siap menjadi pendidik yang profesional. Saya memahami konsep penjelasan materi yang  saya maksudkan untuk  mengenal siswa sebagai individu yang memiliki kepribadian  unik sesuai dengan fitrahnya. Semua siswa diperlakukan sama tanpa memandang status, latar belakang sosial, ras, agama, atau budaya. - Pertanyaan apa yang ingin Anda ajukan lebih lanjut tentang topik bahasan tersebut?
Jawaban:- Bagaimana strategi untuk pembelajaran IPA agar dapat mengintegrasikan keberagaman budaya dan latar belakang peserta didik yang sesuai nilai-nilai sosiokultural, mengingat mata pelajaran ini identik dengan ilmu eksak?
- Bagaimana menghadapi dan mengatasi perbedaan SES di sekolah dengan efektif dan efisien?