Ini memang bukan pengalaman pertama berurusan dengan hacker. Sekitar 2 tahun yang lalu saya juga pernah punya semacam toko online kecil-kecilan, dan nasibnya juga berakhir di tangan hacker. Dan toko online prematur saya pun terpaksa harus gulung tikar (padahal belum pernah ada barangnya yang laku, hehe..)
Saya pun waktu itu berpikir, jahat bener ya hacker ini. Website saya kan kecil, nggak kayak cerita hacker yang membobol situs FBI dulu misalnya, website besar dengan tingkat keamanan berlapis. Pasti hackernya langsung naik prestisenya setelah membobol situs FBI itu. Lha website saya? Apa gunanya di hack?
Berhubung saya awam di bidang web programming apalagi web security, saya pun memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak hosting saya waktu itu. Dan baru bulan februari tadi saya coba-coba beli domain dan hosting lagi. Sialnya, kejadian yang sama terulang.
Saya simpulkan, mungkin hacker yang “berkunjung” ke website saya ini mungkin hacker pemula, yang berlatih membobol website pemula juga. Calon kriminal yang sedang memupuk diri lah istilahnya.
Tapi kali ini saya tidak menyerah seperti 2 dulu. Saya mencari penyedia layanan hosting yang reputasinya lumayan bagus bertahan dari serangan hacker, dan akan memindahkan blog saya ke sana. Tapi, itu baru bisa saya lakukan di bulan april. karena peraturan dari PANDI alias juru atur domain indonesia menyatakan website harus berusaia minimal 60 hari sebelum bisa dipindahkan ke hosting lain. Selama masa “Iddah” alias menunggu itu, terpaksa blog saya terkapar sendirian dulu.
Yah, nggak apa-apa deh, toh di kompasiana juga bisa ngeblog kok. Dan rame juga lho ternyata disini.. Kayaknya sih saya betah :)
Waktunya makan siang. Cerita soal hacker bikin saya lapar. Permisi mau makan dulu..