Mohon tunggu...
KOMENTAR
Edukasi

Saat Proses Melahirkan, Menunggu Garis Takdir

21 Mei 2014   21:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:16 124 0


Dalam proses melahirkan, seorang ibu disebutkan berada dalam rentang kematian yang sangat dekat. Proses yang sangat sulit itu, sama saja dengan menyongsong maut. Itulah jihat terbesar kaum perempuan selain berbakti sepenuh hati pada suaminya. Itulah mungkin alasan Nabi tidak mewajibkan perempuan bertarung dimedan perang; melahawan penentang dan musuh-musuh Islam.

Dalam bahasa madura, orang hamil disebut Babherra’ (memanggul sesuatu yang berat/berbahaya). Ini bukan tanpa alasan, selama sembilan bulan mereka aghendu’ bheji’ (mengandung janin) yang itu bukan urusan mudah. Tidak nyaman tidur, duduk tak enak, berjalan pun susah, makan tak leluasa, terkadang ia “terpaksa” muntah-muntah karena makanan yang ia telan tidak diterima sang janin.

Sejalan dengan itu, tingat kematian ibu dan anak di negeri ini pun masih tinggi. Meski dalam perkembangan tahun ke tahun menunjukkan angka penurunan signifikan. Hal ini bisa kita lihat dari data yang dirilis oleh Kompas pada tahun 2008, menyatakan  bahwa Tingkat kemarian anak dan Indonesia berjumlah 307 per 100 ribu kelahiran dari rata-rata kelahiran sekitar 3-4 juta setiap tahun. Sementara data yang dihimpun SDKI pada tahun 2003, menunjukkan sekitar 15 ribu ibu meninggal karena melahirkan setiap tahun atau 1.279 setiap bulan, atau 172 setiap pekan atau 43 ibu setiap hari, atau hampir dua ibu meninggal setiap jam. Sumber:Kompas

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun