Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Ketika Menemukan TITIK yang Sama (Part_2)

28 September 2024   14:47 Diperbarui: 28 September 2024   14:47 26 1
Peristiwa antara Khalifah Abu Bakar dan Fatimah r.a. setelah wafatnya Rasulullah tidak bisa dilihat dari satu sudut pandang saja, karena setiap aspek harus diperhatikan. Kita semua mengenal Fatimah az-Zahra r.a., putri kesayangan Rasulullah, yang duka dan penderitaannya sama dengan penderitaan Nabi sendiri. Fatimah adalah salah satu wanita mulia yang dijamin kemuliaannya di surga oleh Nabi Muhammad Saw.

Namun, kita juga mengenal siapa Abu Bakar, salah satu sahabat pertama yang mendukung Islam bersama Nabi, melalui berbagai kesulitan, termasuk saat hijrah malam bersama Nabi untuk melarikan diri dari ancaman pembunuhan. Abu Bakar juga satu-satunya orang yang ditunjuk oleh Nabi untuk memimpin shalat menjelang wafatnya beliau.

Permintaan Fatimah tentang hak atas tanah Fadak yang diberikan oleh Rasulullah tidak diketahui oleh Abu Bakar, yang merasa tidak bisa melanggar aturan yang telah Nabi tetapkan bahwa tidak ada harta warisan dari beliau kecuali untuk umat. Saat Abu Bakar diangkat sebagai khalifah, Ali bin Abu Thalib r.a., yang secara nasab memiliki hubungan lebih dekat dengan Nabi, sebenarnya lebih berhak atas posisi tersebut, kecuali jika Hamzah bin Abdul Muthalib masih hidup.

Ali bin Abu Thalib r.a. memiliki kedudukan tinggi di sisi Rasulullah, dan Nabi Muhammad Saw sendiri bersabda bahwa Ali bagi Nabi seperti Harun bagi Musa. Ali juga diterima oleh suku-suku Arab, termasuk Quraisy dan lainnya. Namun, situasi umat Islam pasca wafatnya Nabi menyebabkan Abu Bakar muncul sebagai tokoh penengah untuk menjaga persatuan, sementara Ali sedang sibuk mengurus jenazah Nabi.

Pada akhirnya, Ali mendukung pemerintahan Abu Bakar setelah wafatnya Fatimah, sekitar enam bulan setelah Nabi meninggal. Ali menolak ajakan untuk melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Abu Bakar dan bahkan terlibat dalam pembukuan Al-Qur'an bersama para sahabat lainnya. Setelah Abu Bakar wafat, kekhalifahan dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, dan Ali tetap menunjukkan loyalitasnya, bekerja sama dalam urusan penting.

Konflik mulai timbul setelah Umar bin Khattab terbunuh saat menjadi imam salat Subuh. Beliau dikuburkan di samping Abu Bakar dan Nabi. Sebelumnya, Umar sempat memberi isyarat bahwa Ali layak menjadi khalifah, tetapi menyerahkan pemilihan kepada panitia untuk memilih pemimpin terbaik. Akhirnya, kekhalifahan jatuh ke tangan Bani Umayyah dengan terpilihnya Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga. Di masa ini, beberapa anggota Bani Umayyah mulai menggunakan trik politik untuk memanfaatkan kedudukan Utsman.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun