Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Tumpas

18 Oktober 2018   04:40 Diperbarui: 18 Oktober 2018   05:09 204 4
Aku berada di seberang ilusi 
Mata melihat pemandangan hitam putihku 
Pikiran tak mampu memahamiku 
Kaki tak kuasa menahan tegakku
Tangan menjelujur kaku
Jantung berdebar keras lesu
Kau, Dia itu yang bisa melihat kawan sebayaku
Ganda karena kebingunganmu
Menatap kertas kosong itu
Kutuliskan sebuah kisahku
Yang selalu begitu
Mengapa kau bukan untukku?
Mengapa kau itu ambigu?
Kembali kutuliskan sebuah kisahku
Mengapa demikian catatan sejarah singkat punah?
Mengapa demikian enggan membaca?
Mengapa demikian kau biarkan kelunturan ada?
Kapan lagi kau akan merawatnya?
Kapan lagi kau akan menemuinya?
Masa bukanlah asa
Yang kerap datang tiba-tiba
Rawatlah! sebelum tiada
Perpusda

Batang, 16 Oktober 2018

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun