2 Mei 2012 11:00Diperbarui: 25 Juni 2015 05:502022
Sudah sekian lama Tarjan memendam perasaan yang mendalam. Cintanya kepada Siti hingga kini tetap utuh berwujud angan-angan. Tapi, Siti yang masih terhitung kerabat satu canggah, tidak pernah menghiraukannya. Tiap Tarjan datang bertandang, Siti tidak pernah bersedia menemuinya berlama-lama. Baru sebentar, gadis itu langsung sibuk dengan macam-macam hal. Yang katanya mau menyetrika pakaian lah, menyapu halaman lah, atau malah pergi ke rumah teman. Ada saja alasannya. Ujung-ujungnya, pasti bapak atau ibu Siti juga yang menggantikan anaknya itu menemani Tarjan. Sungkan jika sampai rasa kesalnya terlihat, Tarjan hanya bisa menanggapi ngalor-ngidul pembicaraan mereka, hitung-hitung menghabiskan sebatang rokok sambil berharap siapa tahu Siti akan mau menemuinya lagi.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.