Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Dilarang Melarang Hoaks Politik di Group Whatsapp

20 Februari 2024   07:29 Diperbarui: 20 Februari 2024   07:43 168 6
"Group whatsapp ini udah gak asyik lagi," ujar seorang anggota group whatsapp (WAG) alumni sekolah yang postingannya sering dihapus admin group

"Admin sok-sokan menghapus-hapus postingan anggotanya yang dianggap enggak sejalan. Padahal semestinya kita bebas memposting apapun dan disini kan ada kebebasan akademik," ujarnya lagi dengan nada sewot.

"Adminnya anti perubahan. Kita jadi tahu kemana admin berpihak dalam pemilu ini," ujar anggota yang lain.

Cuplikan keluhan seperti tersebut di atas akhir-akhir ini sering muncul di WAG, baik group keluarga, teman sekolah, WAG RT/RW dan sebagainya. Keluhan yang selalu hadir menjelang dan sesudah penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu), yang bahkan apabila tidak dikelola dengan semestinya bisa memunculkan konflik horisontal di dalam group.

Bukan rahasia lagi apabila pada Pemilu 2019 lalu terjadi konflik yang hebat, sehingga antara lain memunculkan konflik horisontal antar pendukung pasangan capres/cawapres dan hadirnya sebutan cebong kampret di tengah masyarakat. Konflik yang bukan hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga menjalar di media sosial.  

Di media sosial, para pendukung pasangan capres/cawapres aktif menyebarluaskan berita atau informasi untuk memenangkan pasangan yang didukungnya, termasuk menyebarkan berita atau informasi palsu (hoaks).

Banyak penelitian menunjukkan bahwa penyebaran hoaks tumbuh subur di media sosial, bahkan penyebaran hoaks terjadi di grup-grup WhatsApp, tidak terkecuali grup yang hanya berisikan anggota keluarga kita sendiri.

Selanjutnya dari percakapan yang ada di media sosial, kita mengetahui bahwa setiap percakapan yang berkembang di dunia maya memiliki relasi over-connected dengan interaksi sosial di dunia nyata. Bahkan, interaksi sosial yang berkembang di dunia nyata ditentukan oleh akumulasi percakapan di dunia maya.

Kini di Pemilu 2024 penyebarluasan berita atau informasi antar pendukung pasangan capres/cawapres kembali mencuat di WAG. Dengan penuh semangat para pendukung pasangan capres/wapres menyebarluaskan berita atau informasi, yang bahkan tidak peduli apakah berita atau informasi yang dikirimnya hoaks atau tidak.

Namun bercermin dari pengalaman selama ini, para admin WAG saat ini tampaknya sudah lebih bisa mengendalikan percakapan di group. Begitu terdeteksi ada informasi yang tidak sejalan dengan tujuan dibentuknya group apalagi informasi hoaks, admin langsung melarang penyebarluasan informasi tersebut dan langsung menghapus informasi tersebut.

Tentu saja admin tidak serampangan melarang penyebarluasan informasi. Karena sebagai penggemar Rhoma Irama, para admin selalui mengingat apa yang dikatakan sang raja dangdut tersebut dalam lagunya "Dilarang Melarang", "Kalau mau melarang, lihatlah dulu apakah memang itu dilarang. Perbuatan terlarang, itulah perbuatan yang harus kita larang".

Merujuk pada "fatwa" Rhoma Irama tersebut, tentu saja para admin sangat hati-hati dalam mengeluarkan larangan. Patokannya jelas dalam melarang yaitu "perbuatan terlarang".

Apa itu perbuatan terlarang? Sebenarnya sederhana saja, lihat di deskripsi group dan tujuan dibuatnya group. Sebagai contoh ada WAG yang membuat larangan seperti ini "tidak diperkenankan memberikan informasi/provokasi/ujaran kebencian berupa tulisan/gambar/video atau sejenisnya baik hasil pemikiran sendiri atau quote dan hasil forward yg didalamnya terdapat makna berupa: nama partai, nama calon presiden, nama calon legislatif, keburukan dari pemerintahan yg berkuasa saat ini baik individu/kelembagaan".

Bukan hanya berisikan larangan, ada pula WAG yang mengatur sanksi apabila larangan tidak dipatuhi. Sebagai contoh "Sangsi berjenjang akan diberikan kepada siapapun dari anggota yang melanggar point A tersebut diatas berupa: menghapusan content dari group, teguran tertulis melalui WA group dan di keluarkan dari keanggotaan WA group".
 .
"Jadi jelas ya apa yang dimkasud perbuatan terlarang dan alasan admin menghapus sebuah konten di group," ujar seorang admin dalam percakapan internal di group para admin WAG.

"Nah, kalau ada anggota group yang berkomentar bahwa terdapat kebebasan akademis di WAG, maka kita patut mempertanyakannya. Sejak kapan ruang percakapan di WAG menjadi ruang akademik dan karenanya memiliki kebebasan akademik" ujarnya lagi.

"Menurut yang gue tahu, kebebasan akademik merupakan hak yang dimiliki oleh akademisi di perguruan tinggi atas kebebasan dalam mengajar dan berdiskusi, kebebasan untuk melakukan penelitian dan menyebarluaskan dan menerbitkan hasil penelitian, kebebasan untuk mengemukakan pendapat tentang institusi pendidikan tinggi, kebebasan dari penyensoran yang bersifat institusional dan kebebasan untuk berpartisipasi dalam badan-badan perwakilan akademik," tambahnya lagi.

"Kita jogetin aja, eh kita maklumi saja, mungkin yang bersangkutan kurang piknik atau sedang punya masalah di kantor atau rumahnya. Mungkin sedang dimarahi pasangannya," tambah admin yang lain.

"Hus, hati-hati,  jangan bilang jogetin aja. Nanti kalau percakapan ini bocor ke anggota group, dikiranya admin group ini hanya pro pada salah satu pasangan calon presiden/wakil presiden di pemilu dan anti perubahan," ujar admin yang lain mengingatkan.

"eh iya kita maklumi saja. Namun demikian, kita sebagai admin perlu mengingatkan kepada anggota group WA mengenai aturan yang berlaku di WAG yang kita admini dan sudah dicantumkan dalam dekripsi group," ujar admin yang lain lagi.

"Kalau sudah diingatkan dan masih terus melakukan kekeliruan yang sama, kita sebagai admin dapat memperingatkannya terlebih dahulu. Kalau masih bandel bisa saja  mengeluarkannya dari group. lagi-lagi sesuai aturan atau kesepakatan group," tambah admin yang terakhir.

"Lebih baik kita kehilangan 1-2 anggota daripada silahturahmi antar anggota group yang lainnya terganggu oleh hoaks yang kadangkala provokatif," tambahnya lagi.

"Ok deh, ngobrolnya udah kepanjangan nih. Yuuk kita sarapan dan ngopi. Pagi ini gue mau nyicipin serabi bang Wawan yang tadi dibeliin bini. Kayaknya enak nih," ujar seorang admin.

"Ah Siyaap. Silahkan diseruput kopinya dan disantap serabinya om," ujar admin yang lain berbarengan.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun