Setiap kali melakukan perjalanan dinas ke tanah air, salah satu kegiatan yang sering saya lakukan di sela-sela tugas utama adalah menghilangkan kerinduan akan aneka kuliner nusantara. Dan salah satu menu kuliner yang disasar pada perjalanan dinas di akhir bulan April kemarin adalah soto khas kota Padang, Sumatera Barat. Soto Padang ini bukanlah soto Padang biasa, tetapi soto Padang St. H. Mangkuto di Jalan Pintu Air no. 26, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sudah cukup lama saya tidak mampir ke restoran unik dan sudah nyaris melegenda bagi para penikmat kuliner di Jakarta tersebut. Unik, karena sejak didirikan pada tahun 1987, restoran ini hanya menjual soto sebagai satu-satunya menu, bukan pelengkap seperti resoran Padang pada umumnya. Dan yang paling penting, soto Padang yang disajikan dikenal enak. Jika anda belum terbiasa berkunjung ke kawasan Pasar Baru, bisa jadi anda akan sedikit kesulitan untuk menemukan secara langsung restoran Padang H. Mangkuto yang terletak di antara jejeran toko interior dan alat-alat olah raga. Dari pengamatan sepintas, restoran Padang ini sepertinya merupakan satu-satunya restoran yang ada di Jalan Pintu Air. Dari luar, tidak tampak adanya display makanan di etalase yang menunjukkan tempat tersebut adalah sebuah restoran Padang. Yang ada adalah sebuah plang nama restoran yang tidak mencolok dan terhalang deretan kendaraan yang parkir di depan toko. Tapi coba tanyakan pada petugas parkir yang ada di jalan tersebut, dengan serta merta mereka akan menunjukkan letak restoran Padang yang dimaksud. Begitu memasuki restoran, tampak deretan kursi dan meja sederhana dengan beberapa makanan kecil di atasnya seperti kerupuk kulit, paru goreng, kerupuk kanji merah muda, kue bugis dan tentu saja sambal dan kecap. Beberapa kursi terlihat sudah diduduki pengunjung restoran. Sementara di meja yang digunakan sebagai meja kasir terlihat beberapa penganan lainnya seperti keripik balado, ikan asin dan abon. Saya dan beberapa orang rekan memilih duduk di kursi dekat jendela yang masih kosong. Tidak lama berselang pelayan datang untuk mencatat makanan yang akan kami pesan. Mengingat menu yang disajikan hanya soto, maka pelayan hanya mencatat jumlah soto yang kami pesan dan apakah dicampur dengan nasi atau dipisah, ditambah pesanan minuman yang menyertainya. Tidak perlu waktu lama, soto yang dipesan tiba dan dihidangkan di meja. Soto tersebut ditaruh di dalam sebuah mangkuk mungil dengan tatakan piring kecil dibawahnya. Soto terlihat segar dengan kuah berwarna kecoklatan, aromanya langsung muncul dari kepulan kuah soto yang panas. Sementara suun, irisan daun bawang dan bawang goreng serta kerupuk kanji merah muda tampak jelas di permukaan. Begitu kuah disendok dan dicicipi, terasa sekali kesegaran kuahnya dan tidak terlihat adanya lemak pada kuah tersebut. Kesegaran semakin terasa setelah ditambahkan cabai merah dan perasan air jeruk nipis. Selanjutnya ketika kuah disendok dan diaduk lebih dalam dan suun diangkat, terlihat berbagai campuran soto menyembul ke permukaan seperti potongan daging sapi goreng berbentuk dadu kecil-kecil dan perkedel kentang. Ketika digigit, daging gorengnya terasa renyah dan perkedel kentang yang terasa sekali keaslian kentangnya tanpa bahan campuran lain. Tidak berlebihan jika saya mengatakan bahwa potongan daging dan perkedel sebagai harta karun tersembunyi dalam sajian soto Padang Mangkuto yang membuat kenikmatan soto terasa semakin dahsyat. Melengkapi kenikmatan soto, paru goreng dan kerupuk kulit dapat ditambahkan ke dalamnya. Kekenyalan potongan paru goreng dan kerupuk kulit ketika bercampur dengan kuah soto benar-benar membuat soto menjadi semakin nikmat. Saking nikmatnya, satu mangkuk menjadi terasa kurang. Bukan saya saja, teman-teman saya pun terlihat menambah porsi soto Padangnya, bukan hanya tambah satu tapi dua mangkok. Secara keseluruhan saya sangat menikmati sajian soto Padang Mangkuto yang memang berbeda dengan soto Padang lainnya. Dengan harga semangkok soto sebesar Rp. 23.000, tidak jauh berbeda dengan harga soto pada umumnya, sajian soto Padang Mangkuto sangat sayang untuk dilewatkan, apalagi jika anda memang penikmat kuliner. Selain itu, saya pun mengapresiasi pilihan keluarga H. Mangkuto untuk tetap bertahan menyajikan keaslian soto Padang yang benar-benar khas daerah mereka dan mempertahankannya secara turun temurun. Di tengah ramainya makanan cepat saji dan internasional, khususnya di Jakarta, kemampuan soto Padang Mangkuto untuk tetap bertahan dengan keasliannya memperlihatkan bahwa sajian kuliner tersebut tetap disukai masyarakat. Soto Padang Mangkuto bisa menjadi pilihan tersendiri untuk lebih mengenal kuliner nusantara tanpa harus pergi jauh-jauh ke Padang. Bahkan jika dikemas dan dipromosikan lebih luas, soto Padang Mangkuto ini juga bisa menjadi sajian kuliner pilihan bagi wisatawan manca negara yang berkunjung ke Jakarta.
KEMBALI KE ARTIKEL