Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Breaking News: Bapak Blogger Kompasiana Nyalon Gubernur DKI

5 Januari 2012   00:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:19 1039 10
Di tengah proses pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang akan belangsung dalam waktu dekat, sejumlah calon dari partai politik dan independen mulai bermunculan. Mereka berasal dari beragam profesi, dari politisi yang ketua partai, akademisi, walikota hingga blogger Kompasiana. Blogger Kompasiana ikutan nyalon, siapakah orangnya yang berani-beraninya maju ke medan laga pilkada ibukota Jakarta? Blogger tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Bapak Prayitno Ramelan yang juga dikenal sebagai Bapak Blogger Kompasiana. Informasi pencalonan beliau sebagai Gubernur DKI periode tahun 2012-2017 saya terima lewat pesan BBM yang berisikan poster kampanye beliau dan dengan tagline kampanye "Bismillah ... KAMI TEGAS & INDEPENDEN". Prayitno Ramelan, purnawirawan Marsekal Muda yang dikenal sebagai pengamat intelijen dan aktif menulis di Kompasiana sejak awal berdirinya blog keroyokan ini di tahun 2008 akan maju sebagai Gubernur DKI berpasangan dengan salah satu tokoh Islam di Jakarta Ir. H. Teddy Suratmadji, M.Sc. Seperti yag tertulis di profilnya di Kompasiana, Pak Pray begitu biasa disebut, memiliki semboyan "Old Soldier Never Die". Dengan semboyan tersebut, Pak Pray tampaknya bertekad untuk untuk terus menyumbangkan pemikirannya dan karyanya kepada negara yang dicintai dan kota tempat dia dibesarkan sejak kanak-kanak, Jakarta. Kali ini dengan langkah nyata, sebagai pemimpin Jakarta. Meski sudah dikenal luas di kalangan blogger, khususnya Kompasiana, namun kiprah Pak Pray di dunia politik praktis memang belum banyak terdengar. Maklumnya setelah mengakhirinya karir kemiliteran di tahun 2002 dan berlanjut sebagai staf ahli Menteri Pertahanan Matori Abdul Djalil, beliau lebih banyak berbisnis dan menulis, termasuk menerbitkan buku hasil ngeblog di Kompasiana yang berjudul "Intelijen Bertawaf". Lewat tulisan yang berupa analisis politik dan keamanan, analisis Pak Pray terkenal tajam dan didukung data statistik yang akurat. Beberapa ramalannya terbukti kebenarannya, antara lain ramalan bahwa SBY akan memenangkan pemilihan presiden tahun 2009 dalam satu putaran. Prediksi terakhirnya adalah perkiraan bahwa mantan Presiden Megawati akan maju kembali ke pemilihan preside 2014 karena masih memiliki basis massa pendukung yang kuat. Dengan latar belakang sebagai perwira intelijen, Pak Pray memang memiliki dasar-dasar yang kuat dalam meramal suatu kegiatan politik. Dengan dasar pemikiran ini, tentunya buka tanpa hitung-hitungan jika Pak Pray maju sebagai kandidat Gubernur DKI, apalagi dalam pencalonannya Pak Pray didamping salah satu tokoh Islam Jakarta Teddy Suratmadji yang diharapkan dapat meraup suara umat muslim ibu kota. Bukan kebetulan pula jika DKI Jakarta perlu figur yang kuat untuk mengatur kota Jakarta yang kian semrawut. Karena itu, tagline TEGAS & INDEPENDEN memiliki makna yang dalam, menunjukkan karakter yang kuat dan berani serta bebas dari kepentingan politik dalam mengatasi dan mengelola masalah yang perkotaan beragam di Jakarta. Menyikapi pencalonan Pak Pray sebagai Gubernur DKI, akankah Kompasianer mendukungnya? Bagi Kompasianer penduduk DKI Jakarta yang ingin mendukung Pak Pray, dukungan bisa diawali dengan mengirimkan foto copy KTP DKI dan keluarganya ke prayramelan@ymail.com. Dukungan foto copy KTP diperlukan mengingat bahwa Pak Pray dan Teddy maju dari jalur independen. Persyaratan minimal untuk bisa maju dari jalur independen adalah mampu mengumpulkan foto copy KTP DKI sebanyak 400 ribu. Pengumpulan foto copy KTP baru merupakan langkah awal, sekaligus bukti awal adanya dukungan bagi Pak Pray untuk maju. Saya pribadi sebagai sesama Kompasianer sangat senang jika Pak Pray bisa maju sebagai calon Gubernur DKI, apalagi sampai menang. Karena artinya ada blogger Kompasiana yang bisa duduk di kursi gubernur yang bisa diajak bincang-bincang lebih leluasa mengenai problematika Jakarta lewat blog atau saat kopdaran Kompasiana. Malah tidak tertutup kemungkinan, kopdaran dilakukan di gedung Balaikota DKI sambil ngobrolin pemecahan masalah Jakarta. Bagaimana menurut anda?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun