Hari ini Perhimpunan Bangsa-bangsa di Asia Tenggara atau ASEAN genap berusia 44 tahun. Dibentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, ASEAN telah berkembang menjadi organisasi kawasan yang memiliki peran penting, bukan hanya memelihara stabilitas dan pembangunan kawasan, tetapi juga mempercepat kerja sama antar kawasan dan global. Keberhasilan ASEAN ini sesungguhnya tidak terlepas dari dicapainya kesepakatan bersama dan komitmen dari negara anggota ASEAN untuk mengimplementasikan kesepakatan-kesepakatan tersebut. Beberapa kesepakatan penting yang menjadi tonggak keberhasilan ASEAN adalah Perjanjian Kerjasama dan Persahabatan di Asia Tenggara (Treaty of Amity and cooperation in Southeast Asia) yang ditandatangani tahun 1976; Deklarasi Bali II tahun 2003 yang mencantumkan kesepakatan pembentukan Komunitas ASEAN 2020; kesepakatan KTT ASEAN 2007 yang mempecepat proses pembentukan Komunitas ASEAN dari tahun 2020 menjadi 2015 dan mendasarkan pembentukan Komunitas ASEAN pada tiga pilar yaitu politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya; dan terakhir adalah kesepakatan fenomenal yang merubah bentuk kerja sama ASEAN yaitu Piagam ASEAN 2008. Dengan disepakatinya Piagam ASEAN pada 15 Desember 2008, ASEAN benar-benar berubah menjadi organisasi yang sama sekali baru, dengan aturan hukum yang jelas dan memiliki legal personality. Piagam ASEAN mengkodifikasikan berbagai norma, aturan dan nilai-nilai yang terdapat dalam kerja sama ASEAN dan menetapkan target yang jelas bagi ASEAN. Tantangannya kemudian adalah bagaimana merumuskan berbagai ketentuan dan peraturan sebagai implementasi Piagam ASEAN tersebut. Di sinilah kemudian berlangsung battle of ideas dari kesepakatan-kesepakatan pokok yang nantinya dituangkan dalam aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan pelaksanaannya. Bagaimanapun, harus disadari bahwa ketentuan dalam Piagam bukan seperti yang tertulis dalam Piagam, tetapi konsep-konsep besar yang berada di baliknya. Itulah sebabnya pula Piagam ASEAN hanya terdiri dari 13 bab dan 55 pasal, berbeda dengan Konstitusi Uni Eropa yang terdiri dari ratusan pasal. Salah satu hal yang menarik dalam kerja sama ASEAN ini adalah penyebutan kata
We, the Peoples (Kita, masyarakat) dalam Piagam ASEAN. Penyebutan kata tersebut memperlihatkan bahwa sejak awal pembentukan Komunitas ASEAN merupakan keinginan bersama seluruh lapisan anggota masyarakat dan pemangku kepentingan di negara anggota ASEAN. Keberhasilan ASEAN menandatangani suatu piagam bersama merupakan dasar yang kuat bagi terbentuknya suatu komunitas ASEAN dan memperkuat peran ASEAN dalam menghadapi berbagai perubahan arsitektur kerja sama global. Penegasan bahwa pembentukan Komunitas ASEAN tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat kembali disampaikan Presiden RI Soesilo Bambang Yoedhoyono (SBY) saat membuka 44th ASEAN Ministerial Meeting di Bali 19 Juli 2011. Presiden SBY menyampaikan suatu realita dimana sejak 4 dekade lalu, frekuensi kontak antar anggota masyarakat (people-to-people contact) negara anggota ASEAN justru telah melampaui kontak antar pejabat pemerintah. Kerjasama di level pemerintahan (
Government-to-Government atau G-to-G) memang telah terjalin dengan baik. Namun tanpa diikuti terjalinnya hubungan baik antar anggota masyarakat (People-to-People contact atau P-to-P), maka persepsi yang selalu muncul adalah kerjasama ASEAN merupakan kerjasama eksklusif dan elitis serta tidak menyentuh kepentingan masyarakta luas. Survey Litbang Kompas mengenai ASEAN pada minggu pertama Mei 2011 dan dirilis Kompas pada tanggal 13 Mei 2011, hanya 16 persen responden yang mengetahui rencana pembentukan Komunitas ASEAN. Bahkan hanya seperempat dari mereka mengetahui bahwa pembentukan Komunitas ASEAN ditargetkan pada tahun 2015. Dari survey yang dilakukan Kompas tersebut, terlihat meski interaksi P-to-P meningkat, namun peningkatan tersebut sepertinya belum diikuti dengan pemahanan masyarakat mengenai ASEAN dan kerja sama yang dilakukan. Untuk itu perlu upaya untuk mensosialisasikan kerja sama ASEAN dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, salah satunya adalah blogger. Blogger, dengan segala aktivitasnya sebagai produsen informasi dalam segala bentuknya (tulisan, gambar ataupun film), memiliki peran penting dalam mengkomunikasikan dan menginformasikan suatu hal. Di tengah popularitas media sosial seperti Facebook dan Twitter, blog tetap menjadi pilihan terbaik untuk menyampaikan pesan atau informasi ke publik. Pembentukan Komunitas Blogger ASEAN Indonesia pada 10 Mei 2011 kiranya dapat dijadikan momentum bagi ASEAN untuk lebih banyak lagi melibatkan peran serta masyarakat dalam proses pembentukan Komunitas ASEAN. Sehingga Komunitas ASEAN yang terbentuk nanti akan jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat di kawasan dan global. Untuk mencapai tujuan tersebut, Komunitas Blogger ASEAN sendiri sudah mulai bergerak dengan melakukan berbagai kegiatan penyadaran tentang ASEAN seperti tampak dari kegiatan “Workshop dan Pameran Foto Blogger ASEAN” yang diselenggarakan pada tanggal 6 Agustus 2011 di Museum Bank Mandiri Jakarta. Akhirnya sebagai seorang blogger saya mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun ke-44 kepada ASEAN. Selamat kepada Para Pemimpin negara ASEAN dan Sekretarus Jenderal ASEAN Dr. Surin Pitsuwan. Saya mendoakan yang terbaik bagi kesuksesan ASEAN di masa mendatang.
KEMBALI KE ARTIKEL