[caption id="attachment_324259" align="aligncenter" width="544" caption="Ilustrasi/Admin (Tribunnews)"][/caption] Menghabiskan waktu di akhir pekan bersama keluarga merupakan hal yang sangat menyenangkan. Berbagai kegiatan bisa dilakukan bersama-sama, salah satunya adalah menonton film terbaru RoboCop yang saat ini sedang tayang di bioskop. RoboCop merupakan film aksi terbaru yang diproduseri oleh Marc Abraham dan Eric Newman dan disutradarai Jose Padilha serta dibintangi Joel Kinnaman, Gary Oldman, Michael Keaton dan Samuel L. Jackson. Film yang merupakan pengulangan dari film serupa yang diproduksi tahun 1987 ini menceritakan tentang awal mula seorang polisi bernama Alex Murphy (diperankan oleh Joel Kinnaman) menjadi polisi robot. Cerita yang bertajuk tahun 2028 ini diawali dengan penampilan seorang pembawa acara televisi bernama Pat Novak (diperankan dengan apik oleh Samuel L. Jackson) yang tengah menayangkan reportase mengenai keberhasikan robot-robot buatan Omni Corp, sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yang menguasai teknologi pembuatan robot, yang dipergunakan untuk kepentingan militer untuk menjaga keamanan di hampir seluruh belahan dunia, termasuk di Iran. Berhasil dengan program robot bagi keamanan militer, Omni Corp kemudian berencana membuat program robot polisi untuk melakukan penegakkan hukum. Untuk itu CEO Omni Corp Raymond Sellars (dimainkan biasa-biasa saja oleh Michael Keaton, aktor yang pernah bermain sebagai Batman) bekerjasama dengan ilmuwan cybernetics Dr. Dennett Norton (Gary Oldman) untuk membuat polisi robot yang mengkombinasikan kemampuan manusia dan mesin. Polisi robot ini nantinya akan ditawarkan ke kepolisian Amerika Serikat untuk melakukan kegiatan penegakan hukum. Setelah melakukan pencarian dengan seksama, akhirnya didapatlah sosok polisi Alex Murphy yang baru saja mengalami kecelakaan akibat ledakan bom yang membuat sekujur tubuhnya terbakar hebat, sebelah tangan dan kaki hilang, mata kiri buta dan cedera lainnya yang memastikannya tidak akan dapat bergerak sama sekali. Dengan persetujuan istri Alex Murphy, Clara (Abbie Cornish), akhirnya sisa organ tubuh Murphy yang masih berfungsi yaitu kepala dan organ dalam tubuhnya dikombinasikan dengan mesin buatan Dr. Norton dan jadilah Murphy terlahir kembali sebagai seorang polisi robot yang bisa menangkap penjahat dengan lugas sesuai program mesin, namun tetap memiliki sisi manusiawi. Hal ini terbukti dari kemampuannya untuk mengenali istri dan anaknya yang masih stress dan shock saat melihat dirinya menjadi korban pemboman. Berbeda dengan situasi saat film Robocop dibuat pada tahun 1987, banyak hal yang sudah berubah dalam 27 tahun terakhir ini, khususnya yang terkait dengan upaya Amerika Serikat menghadapi ancaman keamanan internasional. Sejak peristiwa September 2001, Amerika Serikat setidaknya telah mengalami setidaknya 3 perang besar di Timur Tengah dan karenanya berupaya terus menerus untuk menyesuaikan sistem persenjataannya, antara lain dengan mengembangkan dan menggunakan peralatan tempur tampak awak atau yang biasa disebut dengan drone. Sementara itu kota Detroit yang menjadi latar belakang cerita, saat ini pun tengah mengalami kebangkrutan dan memiliki hutang sebesar US$ 18-20 milyar. Tidak mengherankan jika kemudian skenario film RoboCop terbaru ini tidak menjiplak persis film serupa di tahun 1987, namun disesuaikan dengan kondisi terkini dengan memasukkan isu global seperti masalah keamanan internasional seperti tercermin dari penugasan robot-robot di Iran yang diceritakan di awal film. Dimasukkan pula mengenai peran aktor bukan negara yang sangat besar dalam penentuan kebijakan keamanan suatu negara seperti yang diperlihatkan perusahaan multinasional Omni Corp, yang demi kepentingan bisnis militernya mempengaruhi para pengambil keputusan untuk menggunakan peralatan militer yang dihasilkannya. Dengan dimasukkannya cerita mengenai peran perusahaan multinasional seperti Omni Corp, sutradara film tampak ingin menyampaikan pesan mengenai semakin dominannya peran perusahaan-perusahaan multinasional di Amerika Serikat yang ada saat ini dalam mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat di berbagai negara, misalnya kebijakan di Timur Tengah mengenai energi. Yang juga sangat menarik untuk dicermati adalah kenyataan bahwa dalam film ini, sang Robocop ternyata tidak lagi dibuat di Amerika melainkan di China. Diperlihatkan bagaimana RoboCop dirakit di pabrik di sebuah kota di China dan terjerembab di persawahan saat operator pengawas menekan tombol off. Sosok Robocop buatan China terlihat begitu gagah dalam balutan seragam besi kinclong tanpa karat seperti bus Transjakarta yang dibeli Pemerintah DKI Jakarta. Robocop juga terlihat bertarung dengan gagah dan tidak pernah mogok, kecuali jika distop dari ruang kontrol oleh operator pengawas yang merupakan anak buah Raymond Sellars. Disini terlihat bahwa ditampilkannya RoboCop buatan China menunjukkan adanya pengakuan terhadap produk-produk buatan China (Made in China) yang membanjiri pasar dunia. China tidak lagi dipandang sebagai negara yang hanya menghasilkan produk berteknologi rendah, bajakan dan murahan, tetapi negara yang bisa memproduksi barang berteknologi tinggi dan berkualitas. Bahwa China bisa menghasilkan produk-produk berkualitas teknologi tinggi sebenarnya bukan hal yang mengherankan. Sejak tahun 2011 China telah membuktikan diri mampu merambah ruang angkasa dengan meluncurkan modul ruang angkasa Tianggong dan mengirimkan personilnya ke ruang angkasa untuk mulai membangun stasiun ruang angkasa. Selain itu, China juga telah mendapatkan kepercayaan dari Airbus untuk merakit pesawat-pesawatnya di Tianjin. Melalui visualisasi pembuatan RoboCop di China, sutradara film juga sepertinya hendak menyindir berbagai produk Amerika Serikat yang sebenarnya tidak bisa lagi diakui sebagai buatan mereka karena kenyataannya dibuat di China seperti Ipad yang dibuat di Shenzhen, China. Dan pada akhirnya yang tidak kalah penting, dengan menceritakan bahwa RoboCop dibuat di China, sang pembuat film ingin membidik pasar China yang sangat besar dan potensial untuk meraup keuntungan. Data tahun 2013 memperlihatkan bahwa penjualan tiket bioskop di China mencapai US$ 3 milyar, terbesar kedua di dunia, setelah Amerika Serikat. Strategi ini mirip dengan pembuat film Iron Man 3 yang menambahkan adegan Tony Stark menjalani operasi di Beijing dan berbincang dengan staf rumah sakit yang diperankan 2 aktor/aktris terkenal China yaitu Wang Xueqi (sebagai dokter) dan si cantik Fan Bingbing (sebagai suster). Hasilnya luar biasa, film Iron Man 3 laku keras di China. Secara keseluruhan film RoboCop cukup menghibur. Dan jika anda merupakan penggemar film action fiction, film ini cukup layak untuk mengisi daftar rencana akhir pekan anda mendatang bersama keluarga. Lupakan tema global yang diusung dalam film ini, apalagi mengaitkannya dengan bus Transjakarta dari China yang berkarat dan sering mogok, saksikan saja adegan-adegan perkelahian antar RobCop Made in China dengan robot-robot lainnya, termasuk simak pula bagaimana RoboCop mengendarai motor mengejar para penjahat dan dapat mengidentifikasi setiap penumpang yang ada di kendaraan yang dilewatinya. Soal penanganan isu-isu global serahkan saja kepada para pemimpin negara dan soal bus Transjakarta karatan dan mogok serahkan saja kepada Jokowi dan Ahok, kan mereka yang menyetujui barang yang dibeli.
KEMBALI KE ARTIKEL