terlepas dari opini kepentingan dari kedua belah pihak, ada sebuah misi tersirat yang saya baca dari gerakan mogok massal yang dilakukan pak dokter. sebuah misi politis strategis yang coba dimainkan menjelang pesta demokrasi 2014. ada persepsi adanya upaya "unjuk kekuatan massa" kepada pemilik "klub-klub" pilitik pada ajang liga demokrasi musim depan.
ada beberapa alasan yang mendorong pemikiran ini.
1. blow up kasus
satu hal yang saya yakin adalah banyak kasus yang mungkin lebih besar daripada apa yang menimpa dr.Ayu. dari kemungkinan itu, yang manjadi pertanyaan menggelitik adalah kenapa kasus ini yang diangkat? apakah hanya kasus ini yang sampai di tangan MA? atau karena ada alasan lain?
diantara, mungkin, ribuan kasus yang ada tentu para petinggi dokter mempunyai pertimbangan politis yang seksama sehingga memilih kasus dr.Ayu ini sebagai alat pergerakan mereka. yang menjadi poin dalam hal ini adalah kesan "harus ada kasus" apapun itu, sebagai legitimasi pengerahan massa.
kesan "pokoknya ada kasus" ini tentu sangat kuat tercium jika kita melihat fakta bahwa kasus seperti dr.Ayu adalah kasus hukum "biasa" dan sudah sering terjadi di berbagai belahan nusantara. Hebatnya, kasus yang sepertinya "biasa" ini kemudian bisa disulap menjadi trending topic yang sukses menguasai media massa minggu-minggu ini. Inilah yang mungkin menjadi langkah pertama dalam rangkaian strategi politik pak dokter menjelang 2014. Ambil satu kasus ------> blow up ------> get the attention
2. momentum yang tepat? untuk apa?
tida bisa disangkal bahwa hitungan mundur pesta demokrasi serasa kian cepat. berbagai intrik politik terus ditebar oleh pemain-pemain politik di negeri kita baik "kampanye" yang terang-terangan maupun aksi jual massa yang memuat misi-misi politis yang implisit.
tidak heran jika kemudian banyak kecurigaan politis pada setiap aksi massa yang dilakukan menjelang 2014 ini, tak terkecuali aksi solidaritas pak dokter. Sepertinya pak dokter juga mempunyai pemikiran bahwa "inilah saat yang tepat" untuk tebar pesona. menanjaknya eskalasi politik menuju 2014 betul-betul menjadi panggung akbar untuk menunjukkan segala bakat dan potensi politis yang selama ini pak dokter miliki. hari-hari ini adalah hari dimana para "pemandu bakat politik" berkeliaran untuk merekrut dan menggalang pasukan sebanyak-banyaknya. dan sepertinya pak dokter memiliki segala syarat yang dibutuhkan: cerdas, mempunyai jaringan luas, dan mempunyai basis massa yang kuat (ini yang coba diangkat dengan aksi mogok massal). singkatnya, aksi ini adalah langkah kedua
3. peran politik profesi yang belum terlihat
jika ada organisasi profesi yang saat ini mempunyai peran politik kuat mungkin mereka adalah guru dengan PGRI nya, Buruh dengan berbagai serikat yang mereka miliki. Hampir dalam setiap kesempatan kita bisa melihat bagaimana mereka beraksi menggalang kekuatan untuk mempengaruhi keputusan atau sebuah kebijakan yang menyangkut profesi mereka. Para guru sudah sangat sadar sedari awal tentang kekuatan tawar yang mereka miliki sehingga hampir setiap aksi yang mereka lakukan cukup berbuah manis. sertifikasi guru mungkin adalah salah satu dari buah itu.
sebagai sesama profesional, tentu apa yang telah dicapai rekan-rekan guru dan buruh menjadi acuan pak dokter untuk bisa meraih "sesuatu" yang sama. dan akhirnya pak dokter juga sadar bahwa hanya melalui jalan politik saja mereka bisa mendapatkan apa yang mereka mau (proteksi profesi, gaji, dll). maka menjadi logis jika kemudian aksi yang pak dokter tunjukkan kemarin adalah bentuk dari pesan politis mereka kepada khalayak, seakan meeka ingin berkata "kami kuat, kompak, bersatu,mempunyai massa yang menjanjikan"..."ada yang tertarik dengan kekuatan kami?"
jika sungguh ini adalah hidden agenda dari aksi pak dokter, maka saya hanya bisa berkata "welcome aboard pak dokter...take your seat".... :)