"Seperti apa persisnya hal yang kau maksud?"
"Aku khawatir soal kematian"
"Mengapa begitu?"
"Tapi aku tidak khawatir terhadap kehidupan"
"Apa pertimbanganmu soal khawatir soal kematian?"
"Karena aku tidak memiliki bekal?"
"Bagaimana dengan kehidupan?"
"Ketika manusia lahir di dunia, maka manusia itu hidup?"
"Apa kau telah melakukan sesuatu?"
"Mengapa langsung pada hal yang kumaksud?"
"Jadi itu hal yang kau maksud?"
"Sebelumnya, memang apa hal yang kau maksud?"
"Seperti lupa membaca doa sebelum makan?"
"Apa lupa membaca doa sebelum makan adalah kejahatan?"
"Kurasa hal-hal yang ada kata lupa didepannya akan dimaafkan"
"Seperti apa?"
"Seperti kata-katanya?"
'Bagaimana dengan kata-katanya, kata-katanya?"
"Kau mengulangi kata-katanya"
"Ada, dua kata-katanya dalam satu kalimat"
"Apa bagusnya?"
"Tidak ada bagusnya"
"Tapi saat kau mengatakannya dengan aku yang mengatakannya memiliki arti yang berbeda"
"Apa karena suaraku yang memiliki kelembutan?"
"Kau memahami, bahwa suaramu berdesir lembut di kepalaku?"
"Apa ini termasuk kejahatan?"
"Jika kusebut ini sebagai kejahatan terselubung, apa kau akan baik-baik saja?"
"Aku akan menjadi seperti apa jika hal ini kau sebut ini sebagai kejahatan terselubung"
"Padahal parasmu biasa saja"
"Mungkin hanya aku seorang yang rela menghadapi percakapan denganmu"
"Apa yang kau inginkan?"
"Kau menjadi dermawan dalam beberapa hari ini, apa yang terjadi?"
"Kemalangan berada dihadapanku saat ini"
"Bagaimana jika hal yang kau sebut adalah kebahagiaan yang memakai jubah kemalangan?"
"Apa kau sedang berusaha memainkan hal yang isinya tersirat?"
"Aku hanya ingin melihatmu sekali lagi berfikir"
"Apa baiknya dengan diriku yang berfikir?"
"Lalu, apa baiknya dengan dirimu yang tidak berfikir?"
"Mengapa aku merasa sedang diejek?"
"Padahal tidak ada yang bermaksud melakukannya?"
"Apa aku adalah seseorang yang sensitif hari ini?"
"Kau sedang memainkan perasaanmu sendiri dan itu tidak baik"