Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Mungkin Hanya Kebetulan

29 Oktober 2022   06:40 Diperbarui: 29 Oktober 2022   06:49 107 2
"Misalnya kau diberi tiga keinginan yang terkabul, apa saja keinginanmu?"

"Bagaimana jika aku tidak memiliki keinginan?"

"Bagaimana kau bisa hidup tanpa keinginan?"

"Ini soal apa?"

"Bukannya pertanyaanku belum terjawab?"

"Barangkali, tidak semua pertanyaan ada jawabannya"

"Darimana kau mempelajarinya?"

"Apa aku baru saja mengatakan hal yang luar biasa?"

"Mungkin hanya kebetulan"

"Aku akan mengulanginya jika itu adalah hal yang luar biasa bagimu"

"Mungkin hari ini itu adalah hal yang luar biasa bagiku"

"Tidak dengan hari yang lain?"

"Memangnya siapa yang bisa meletakkan suasana dan perasaan yang meluap-luap pada seseorang setiap hari?"

"Tentu hal yang kau maksud bukanlah pekerjaan manusia"

"Aku selalu mengandalkan rasionalitas"

"Karena penelitian?"

"Aku selalu berusaha menepikan hal-hal yang berbau keyakinan"

"Karena kau mengandalkan rasionalitas?"

"Aku sangat yakin, bahwa pertanyaanmu berusaha menyakitiku"

"Itu terjadi?"

"Namun kau tidak pernah berhasil untuk menyakitiku"

"Apa kau mau mengatakan caranya?"

"Seperti bagaimana cara mencekikku?"

"Memang apa baiknya mencekikmu?"

"Karena kau tidak suka denganku?"

"Lalu, mengapa aku masih berbincang denganmu?"

"Barangkali, untuk kebaikan publik?"

"Apa aku terlihat sedang melakukannya?"

"Kau hanya menunggu waktu"

"Maksudmu, aku sedang mencari momen untuk melakukannya?"

"Seperti apa doa yang baik?"

"Memangnya ada doa yang tidak baik?"

"Siapa tau orang yang paling mendukungmu saat ini akan menjadi orang yang paling membencimu di suatu hari"

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Apa kau peduli dengan pendukungmu?"

"Memangnya aku punya pendukung?"

"Kufikir kau bukanlah orang yang memperdulikan soal pendukung"

"Kau sudah mendapat jawabannya?"

"Awalnya kufikir aku sudah mendapatkan jawabannya"

"Akan tetapi?"

"Ternyata, itu hanya pemikiranku sendiri"

"Apa kau mau disusupi hal yang bukan pemikiranmu sendiri?"

"Seperti mengundang virus pada perangkatnya sendiri?"

"Mengapa kau berfikir, bahwa pemikiran yang lain adalah virus?"

"Lalu bagaimana aku harus menafsirkan pemikiran yang lain?"

"Namanya adalah open-minded"

"Aku pernah mendengar istilah yang kau sebutkan"

"Dimana persisnya?"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun