Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Seperti Seorang Pidato yang Patah

8 Agustus 2022   03:41 Diperbarui: 8 Agustus 2022   06:20 157 8
"Biasanya ia memesan apa?"

""Aku tidak tau"

"Kenapa ia menjadi sorotan?"

"Aku juga tidak tau"

"Kau sadar bahwa sejauh ini, memperhatikannya terus?"

"Barangkali, kita saling memperhatikan"

"Apa kau tau?"

"Soal apa?"

"Bagaimana ia menikmati akhir pekan?"

"Aku tidak terlalu peduli"

"Ada lagi?"

"Apa kau pernah mengalami kerumitan?"

"Kurasa semua orang berada di posisi yang seperti itu"

"Aku sedang mengalami kerumitan"

"Sudah menemui jalan keluarnya?"

"Untuk itu aku menemuimu"

"Tidak ada yang tau, dimana letak kerumitan seseorang bisa berakhir"

"Seperti berganti dengan kerumitan lainnya?"

"Bukannya tak acuh, lebih baik?"

"Pastinya ketika seseorang mengalami keadaan yang mengharuskan tak acuh sedang gusar"

"Kau setuju dengan sikap seperti itu?"

"Biasanya tidak, seperti aliran air"

"Aku tidak tau, darimana asalmu"

"Kurasa identitas seseorang bisa dirubah dengan seenaknya"

"Seperti menggunakan nama samaran?"

"Aku tidak menganggap itu sebagai hal yang kekanak-kanakan"

"Seseorang tentu, tidak bisa lahir tanpa identitas"

"Sebagai warga negara?"

"Bagaimana jika ia dibuang?"

"Seseorang dengan teganya membuang bayi yang baru lahir?"

"Bagaimana jika pemikiranmu perihal tega atau tidaknya adalah hal yang lewat begitu saja?"

"Aku belum mengerti"

"Barangkali bencana?"

"Seperti dalam peperangan?"

"Aku tidak tau, kecepatanmu dalam menangkap muatan percakapan cukup cepat"

"Tapi, hal itu tetap tidak bisa dibenarkan"

"Daripada bayi itu tewas dibunuh?"

"Bencana apa yang sebenarnya kau maksud?"

"Aku belum menjelaskannya"

"Akan kutunggu"

"Bukannya percakapan ini belum selesai?"

"Memang, apa baiknya percakapan yang selesai?"

"Bagaimana jika bersambung?"

"Dengan percakapan yang lebik baik"

"Mengapa kau membuatku merasa bersalah?"

"Ini bukan soal perasaan"

"Akan tetapi?"

"Benar tidaknya ada percakapan seperti ini?"

"Tentang apa saja yang keluar dari bibirmu yang manis"

"Apa salahnya dengan bibirku yang manis?"

"Seperti seorang pidato yang patah"

"Apa ini berlebihan?"

"Apa kau tidak keberatan?"

"Mengapa keberatan?"

"Pertanyaanmu seperti ingin meninju wajahku"

"Hanya pertanyaan"

"Bagaimana jika kita bertukar tinju?"

"Tidak ada baiknya pertengkaran seperti ini"

"Berupa pertanyaan?"

"Aku takut jika diantara kita ada yang tersakiti"

"Tersakiti?"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun