"Apa benar?"
"Kurasa benar"
"Bagaimana jika semua hari itu tidak baik?"
"Tentu tidak ada hal yang baik begitu?"
"Mengapa hanya hari rabu yang kau anggap tidak baik?"
"Hanya membuka percakapan"
"Bagaimana jika ia marah?"
"Apa maaf masih belum cukup?"
"Kurasa bukan itu letak permasalahannya"
"Lalu apa yang menjadi permasalahan?"
"Mengapa rabu?"
"Apakah hari memiliki ibu?"
"Bagaimana jika hari memiliki seorang ayah?"
"Orang tuanya marah begitu, ketika anaknya menjadi bahan hinaan"
"Bagaimana jika orang tuanya menyetujui anaknya untuk dijadikan bahan hinaan?"
"Orang tuanya menyuruh kita mendidiknya?"
"Barangkali hari tidaklah seperti hubungan seorang orang tua dan anak"
"Lalu?"
"Hanya sejajar begitu saja"
"Bagaimana jika selasa dan kamis adalah kawannya?"
"Kita baku hantam"
"Setelah bertemu dengan hari senin, kurasa kau tidak layak untuk mengatakannya"
"Mungkin waktu itu aku hanya kurang beruntung"
"Seperti senin depan akan menjadi lebih buruk?"
"Aku mempercayai jika pada hari minggu aku lebih bergegas menyiapkan banyak hal tentu aku tidak akan kewalahan di hari senin"
"Tapi minggu memang menggoda, terlebih hari sabtu"
"Seperti menawarkan keluasaan ruang"
"Lalu senin menjadi rutinitas yang sama"
"Terpukul di hari senin"