Aku tak tahu, apakah aku benar-benar menginginkan perceraian ini atau tidak. Tapi kenyataannya semua ini memang sudah terjadi. Ya, ini semua memang kesalahanku, murni kesalahanku, bukan kesalahan kamu atau orang tua kita. Aku yang membiarkan diriku terjatuh dalam cintamu. Entah berapa kali mamak dan bapak mengingatkanku sebelum akad suci itu terjadi. “Nduk, apa kamu dah yakin dengan pilihanmu itu, dipikir baik-baik, sebelum semuanya terlanjur”. Dan aku yang waktu itu –mungkin logikaku sedang tertutup oleh cinta-, sangat yakin kamu akan berubah setelah pernikahan itu terjadi.