Seharusnya kita semua mengevaluasi diri kita masing-masing. Kita hidup dalam sebuah budaya yang selalu mudah untuk melihat kesalahan orang lain dengan cepat tapi gagal melihat kesalahan sendiri. kita cenderung mudah memaklumi kesalahan sendiri tapi susah untuk memaklumi kesalahan orang lain. Kebiasaan saling menyalahkan ini selalu nampak dari kehidupan kita dalam lingkup keluarga, masyarakat dan berbangsa. Kebiasaan ini, entah disadari atau tidak, sedang membawa bangsa kita menuju keterpurukan. Salah satu pepatah bijak Indonesia adalah: "Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh" adalah sebuah pepatah yang harus kita ingat dan laksanakan. Salah satu sambutan yang disampaikan Presiden Jokowi dalah pembukaan Rakernas PAN beberapa waktu lalu adalah: Persaingan kita saat ini bukanlah antar papol, bukan antar daerah tetapi antar negara. Oleh sebab itu, kita harus bersatu". Kekuatan bangsa kita bukan terletak dari kekayaan alam dan intelektual manusia Indonesia, tetapi dari kesatuan kita sebagai satu bangsa Indonesia. Kesatuan bukanlah sebuah keseragaman. Kesatuan bukanlah hanya kebersamaan. Kesatuan adalah kita ada dalam pemahaman dan tekad yang sama, yaitu membangun dan mengharumkan nama Indonesia meskipun kita memiliki perbedaan-perbedaan yang mencolok.
Judul di atas sebenarnya mengajak saya dan saudara untuk bersatu dan meningkatkan kualitas diri kita dalam tujuan untuk menyenangkan diri, orang lain dan Tuhan yang maha kuasa. Shalom.