Di pagi yang dingin aku terbangun dari tidur manisku. Ku buka tirai jendela kamar ku, eeem indaaah sekali. Terlihat jendela kamarku sedikit lembab oleh embun. “oh embun pagi, bolehkah aku menuliskan suatu pertanyaan di jendela kamarku yang sedikit lembab olehmu?” tanyaku pada embun pagi. Lalu aku menuliskan “ya Allah kapan kah adik ku akan lahir dan hadir di dunia ini?” setelah menuliskan itu aku baru menyadari bahwa mobil ayah ku tidak terlihat berparkir di depan rumah seperti biasanya. “Kemana ayah dan ibuku, kenapa aku tidak di ajak?” aku mulai menangis. Saat itu aku baru berusia 4 tahun.