Disini gelap, Tuan
Redup, tak ada sedikitpun cahaya
Entah badai atau taufan yang telah merenggutnya
Ia melumat semuanya dengan bengis
Tak peduli pada segala isak tangis
Disini sesak, Tuan
Nafas-nafas tercekat di kerongkongan
Mencoba tetap mengatur ritme oksigen dalam-dalam
Agar jiwa tak ikut lenyap bersama cahaya yang telah padam
Disini sepi, Tuan
Yang tersisa hanyalah isak tangis
Dari jiwa yang hatinya telah dipatahkan dengan bengis
Tangannya gemetar, mengumpulkan tiap keping yang telah hancur
Mencari kekuatan dari keping-keping yang berserakan
Kini hatinya telah patah, Tuan
Patah sebelum mekar dengan seharusnya
Bengis sekali bukan !
Ketika yang tampaknya punya hati, sama sekali tak punyai hati
Ia berkedok malaikat, nyatanya iblis tanpa nurani.