Tampak membaca kitab suci
Di sebuah tempat yang gelap
Kudengar ia lancar melisankan
Dan menghafal huruf-huruf arab
Seorang bocah perempuan
Usianya masih lima
Tak pernah lupa sholat yang lima
Mulutnya,
Selalu mengucap mantra doa-doa
Bocah itu bergerak gesit
Tanpa dipaksa dan terpaksa
Tak seperti anak-anak lain di usianya
Laku belajar dan beribadah
Hanya atas kehendaknya
Seorang bocah perempuan
Kain menjuntai
Menutupi tubuh dan rambut ikalnya
Pandangannya ke bawah,
Namun matanya tajam saat menatap
Begitu memukau,
Lemahkan musuh yang hendak menjeramah
Bocah itu
Selalu hidup atas kehendaknya sendiri
Ia memilih jalan hidupnya sendiri
Bahkan sejak pikirannya masih dini
Bocah itu mulai beranjak dewasa
Bocah itu semakin menawan
Bocah itu disukai teman temannya
Sekaligus dibencinya
Tak putus asa
Ia berkenalan dengan banyak orang
Dari tempat terbenamnya matahari
Hingga terbitnya
Tak segan ia juga bercinta
Dengan orang-orang yang dikenalnya
Bocah perempuan yang sudah bukan bocah itu
Selalu membaca dan menulis
Disampingnya tersedia banyak hidangan, lezat
Ia menelan semuanya penuh nikmat
Tanpa sadar
Hidangan itu membuatnya sakit
Perlahan menggerogoti jantungnya
Merobek hatinya
Mengoyak otaknya, dan
Ia terjatuh, lemas
Ada racun yang tak berasa
Semakin tak punya daya
Menghadapi kemelut perang di dalam dirinya
Tak lama, terdengar kabar
Bocah perempuan itu mati
Sebab makanan yang tak pernah dicernanya
Jiwanya telah dibunuh
Oleh dirinya sendiri