Hai kamu, kamu yang selalu mengisi relung hatiku, walaupun kini Tuhan ingin kita masing-masing dulu alias berpisah. Kuharap kamu selalu baik-baik saja, bahagia selalu, sukses kuliahnya, lancar semuanya, aamiin ya rabb. Gapapa kan aku ngedoain kamu? Aku kan manusia yang dengan begitu saja, setelah kamu puas dengan segala kebahagiaan yang kamu dapat, aku ditinggal. Pilu memang, tapi tak sedikit hati ini ingin membalas dan berdoa yang buruk buatmu, tidak. Malah aku bersyukur sekali dengan adanya kamu yang sempat menjadi bagian kisah dalam perjalanan cintaku, buat aku semakin dewasa dan mengerti. Terima kasih sekali.
Kemarin suratku sampai mana yah ? Oh iya, yang kamu lagi deket sama cewek pintar nan imut itu kan ? Akhirnya, kamu jadian juga sama dia waktu itu. Iyalah, cewek mana yang tega hati menolak kamu ? Laki-laki penuh dengan kelebihan, dan tanpa sedikit kekurangan yang nampak. Seandainya, kamu menyampaikan cintamu padaku, tentu juga tidak akan aku menolaknya. Perjalanan kamu dengan dirinya sangatlah keliatan indah, penuh iri yang aku rasakan pada saat itu. Aku sangat iri sekali.
Singkat cerita, sesudah ujian nasional dan pengumuman diterima di sma, tahu-tahunya kita satu sekolah lagi. Oh my God, perasaan senang tak karuan menyelimuti diriku, tapi lagi-lagi aku tak menunjukkannya, karena tak pantas kamu sedang bahagia dengan kekasihmu. Aku ingat dua kali kita pulang bareng, karena kamu yang ngajak waktu itu. Hehehe, aku senang sekali, tapi tetap aku pada pendirianku, aku tak punya rasa lebih kepadamu.
Oh iya, ada cerita nih setelah kita dua kali pulang bareng itu ada seoarang teman yang cerita kepadaku, dia bercerita kalau ternyata kamu sudah putus sama pacarmu itu. Dan mantanmu itu, menyalahkan aku, bahwa akulah yang membuat kalian putus. Waaw, sungguh terkejut sekali aku mendengar kabar tersebut, langsung aku sanggah, bagaimana bisa aku yang menyebabkan kalian putus, yang jelas-jelas saja kita tidak dekat, tidak dekat akrab, hanya 2 kali saja pulang bareng. Astaghfirullah, terpukul sekali aku dituduh seperti itu. Aku berfikir, aku bukan siapa-siapa kamu saja,tapi harga diriku sebagai wanita sudah dibuat jatuh karena tuduhan tersebut.
Aku terima dengan ikhlas semua tuduhan itu pada akhirnya.
Waktu tak henti-hentinya berlaju, berlajunya waktu tetap tak membuat perasaanku berubah sedikitpun kepadamu. Aku adalah "secret admirer" setiamu.
Setelah kau putus denngan pacarmu yang imut itu, aku tahu kamu selanjutnya jadian sama siapa, sama pacar pertamu di smp dulu, cewek cantik yang sholehah.
Aku hafal sekali perjalanan cintamu, hebat kan aku? sehebat aku merahasiakan semua perasaanku padamu, gelombang air lautpun tak mampu membuat abrasi di hatiku, hehe. Tahu kamu jadian dengan gadis itu, lagi-lagi hatiku teriris, perih. Tetapi, kamu sanngat bahagia sekali, senyum sumringah setia menghiasi wajahmu. Melihat senyummu saja, aku bahagia kok.
Kamu dan wanitamu selalu berdua di sekolah, belajar bareng, jajan ke kantin bareng. Bahagia banget kelihatannya. Melihat hal itu ada sebersit doa dalam hatiku, jika suatu hari nanti penantianku berdua denganmu pasti terwujud.
Sudah dulu ya suratku kali ini. Kasih, tak kuinginkan kau berwajah sedih. Tak kuinginkan kau berhati risau. Maka, jika kau ingin jauh yang lebih baik dari diriku, pasti ku lepaskan kau. Bukan karena tak ingin dekat denganmu, bukan juga karena tak peduli dan tak ingin menahanmu. Tapi semua kulakukan hanya untuk melihatmu hidup bahagia. Bahagiamu, bahagiaku juga pada akhirnya.
Salam.
Aku